Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan online dianggap menjadi solusi di era digitalisasi. Juga menjadi jalan keluar dari tingginya biaya sewa tempat.
Namun belakangan muncul keluhan dari para pedagang di marketplace atau para pelapak online terkait tingginya biaya layanan dan administrasi. Ini tentu memberatkan para pelapak, yang mayoritas usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Di sisi lain, para pembeli juga dikenakan biaya layanan.
Maka, sejak Agustus 2024 lalu berdiri Toco, sebuah platform e-classified baru. Maraknya kabar biaya layanan dan administrasi di beberapa marketplace, mendorong pelapak atau seller mencari peruntungan di Toco. Dari awal Juni 2025, jumlah seller di Toco melonjak dari ratusan menjadi 45.000.
Dan hingga pengujung Juni 2025, jumlah itu meningkat drastis menjadi lebih dari 150.000 seller aktif. Total produk melebihi satu juta item dari berbagai kategori. Mulai fashion, elektronik, gadget, F&B, perlengkapan rumah tangga hingga hobi.
Baca Juga: Marketplace Akan Potong Pajak Berdasarkan Surat Pernyataan Pedagang Online
Aktivitas penggunaan Toco meningkat 600.000 hingga 1 juta lebih monthly active users, "Semuanya terjadi secara organik,” klaim Arnold Sebastian Egg, Founder dan CEO Toco.id, dalam rilis ke Kontan.co.id, Senin (7/7).
Arnold menegaskan, kebijakan bebas biaya admin seumur hidup adalah bentuk komitmen pribadinya kepada para seller. Ini, sebagai strategi monetisasi yang lebih sehat,
Toco mengenakan biaya parkir flat Rp 2.000 per transaksi, bukan dari potongan komisi penjualan. “Ini seperti konsumen datang ke mall, mereka bayar parkir. Tapi di Toco, promo berasal dari seller, bukan dari e-commerce,” jelas Arnold.
Selanjutnya: Momogi Resmi Ekspansi ke Timur Tengah, Bidik Pasar Camilan Global
Menarik Dibaca: KAI Layani 3,49 Juta Pelanggan Selama Libur Sekolah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News