Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) memiliki strategi untuk menggenjot bisnis bahan pakan ternak guna menangkap peluang dari membesarnya pasar seiring berlanjutnya peningkatan konsumsi protein per-kapita di Indonesia.
Bisnis bahan pakan ternak dari TRGU pun tercatat terus menunjukkan pertumbuhan, di mana pada semester 1 tahun 2023 berkontribusi sebesar 30% ke total pendapatan. Ini meningkat signifikan dibandingkan kontribusi terhadap pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 11%.
Untuk diketahui, TRGU memperoleh total pendapatan dari beberapa sektor lini bisnisnya termasuk bisnis bahan pakan ternak senilai Rp 2,38 triliun, naik 52,56% jika dibandingkan pendapatan di periode sama tahun lalu senilai Rp 1,56 triliun.
Perseroan memulai bisnis bahan pakan ternak dari terigunya dengan merek Starfish dan Manta. TRGU memulainya dengan kapasitas produksi bahan pakan ternak sebesar 51.000 ton per tahun. Sampai saat ini TRGU telah merambah ke produk bahan pakan ternak lain seperti DDGS (Distillers Dried Grains with Soluble) dan Soybean Meal (SBM).
Baca Juga: Hingga Akhir 2023, Metrodata Electronics (MTDL) Kejar Pertumbuhan Bisnis Sebesar 8%
Karena berdasarkan pada data tahun 2021, konsumsi protein rumah tangga per kapita Indonesia untuk kelompok daging telah mencapai 4,38 gram atau meningkat 8,15% dibanding tahun sebelumnya.
Peningkatan konsumsi protein per kapita dinilai perseroan akan mempercepat pertumbuhan industri peternakan yang akan menjadi jalan peluang baru bagi perseroan di tengah turunnya harga gandum dunia untuk mendongkrak kinerja.
“Dengan melakukan diversifikasi asal impor (gandum), kita bisa mendapatkan harga beli yang paling rendah. Adapun, peningkatan konsumsi protein per kapita kita yakini akan mempercepat pertumbuhan industri peternakan sehingga mendorong peningkatan permintaan bahan pakan ternak yang kita produksi,” kata Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan melalui keterangan tertulis yang diterima Kontan, Jumat (27/10).
Harga gandum di pasar internasional tercatat telah menyentuh level terendah dalam hampir satu bulan terakhir karena melimpahnya pasokan dari Rusia dan kurangnya permintaan terhadap gandum Amerika Serikat.
Hasil panen yang baik di tahun ini telah membuat pasokan untuk ekspor gandum Rusia sangat besar. Oleh karenanya, Rusia diperkirakan akan mendominasi pasar dunia hingga tahun 2024.
Baca Juga: Cita Mineral (CITA) Raih Pinjaman hingga US$ 100 Juta, Intip Penggunaannya
Tren penurunan harga gandum dunia ini akan mengurangi biaya bahan baku, sehingga TRGU dapat memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam menentukan strategi penetapan harga.
Di sisi lain, TRGU melakukan diversifikasi untuk sourcing gandumnya dari beberapa negara seperti Australia, Brazil, Argentina, Amerika Serikat dan lainnya, sehingga Perseroan mampu menjaga stok persediaan dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News