Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Puncak kemarau sebagai dampak dari El Nino bakal terjadi pada September, Oktober, dan November. Dampak dari El Nino salah satunya adalah kenaikan harga bahan pakan ternak seperti jagung, yang akan mengakibatkan naiknya harga produk perunggasan.
Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Timbul Sihombing mengatakan, industri pakan ternak memerlukan terobosan dan inovasi untuk mengatasi lonjakan harga jagung sebagai dampak dari El Nino. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sumber bahan baku alternatif.
“Dua bulan lalu kami dari asosiasi diundang oleh Pemerintah Korea untuk hadir di sana. Mereka memperkenalkan produk lalat hitam sebagai bahan baku pakan ternak. Di sana sudah menjadi industri, bayangkan lalat yang kecil-kecil itu sudah diproduksi ton-tonan dan mereka sudah punya asosiasi,” kata Timbul dalam keterangan resmi, Selasa (20/6).
Baca Juga: Ada El Nino, Mendag Khawatir Harga Pangan Makin Meroket
Timbul menerangkan, substitusi bahan pakan ternak seperti nasi pecah, mie pecah dan biskuit pecah. Kata Timbul, industri pakan ternak sudah mulai mencari substitusi bahan baku pakan karena harga jagung pada triwulan pertama 2023 mulai naik.
Menurut Timbul, jagung masih menjadi bahan utama pakan ternak yaitu sekitar 40% - 50%. Kenaikan harga jagung tentu akan membuat biaya produksi pakan ternak ikut melonjak. Apalagi, pemerintah sudah melarang impor jagung sejak 2016 lalu. Faktor itulah yang membuat industri pakan ternak mulai mencari alternatif bahan baku pakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News