Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Darmawan Prasodjo terlihat sumringah ketika ia menyinggung pengalamannya berkendara dengan mobil listrik atau electric vehicle (ev). Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu memang diketahui menggunakan mobil listrik Hyundai Ioniq tipe lama dalam bepergian.
“Oh ini (keputusan menggunakan mobil listrik) keputusan pribadi, standing position bahwa kita harus berbasis pada energi bersih,” ujarnya dengan senyum bangga saat ditemui wartawan usai acara diskusi bertajuk Menapaki Peta Jalan Pemanfaatan Kendaraan Listrik Nasional yang digelar Kompas Gramedia Group, Selasa (11/10).
Bukan tanpa alasan Darmawan memilih beralih ke mobil bertenaga setrum. Darmawan berujar, penggunaan mobil listrik menghasilkan emisi yang lebih rendah ketimbang mobil berbahan bakar minyak.
Baca Juga: Pesanan Motor dan Mobil Listrik Mulai Berdatangan dari BUMN
Menurut hitungannya, dengan asumsi 1 liter bensin setara 1,5 kWh tenaga listrik untuk jarak tempuh 10 kilometer, emisi yang dihasilkan dari penggunaan mobil ev untuk menempuh jarak 10 km hanya mencapai 1,5 kilogram CO2 jika listriknya berasal dari sumber energi batubara sepenuhnya.
Sementara, penggunaan mobil listrik dengan tenaga listrik PLN yang bauran energi listriknya bercampur dengan sumber energi terbarukan emisinya lebih rendah, yakni sekitar 1,2 kg - 1,3 kg CO2. Jumlah emisi tersebut lebih rendah ketimbang emisi penggunaan mobil berbahan bakar minyak untuk jarak tempuh 10 km yang mencapai 2,4 kg CO2 menurut hitungan Darmawan.
Padahal, emisi dari sektor transportasi sendiri diperkirakan terus meningkat dengan adanya peningkatan konsumsi bahan bakar minyak.
“Di sektor transportasi itu saat ini (emisi) 280 juta ton. Business as usual dengan adanya peningkatan konsumsi dari minyak, kemudian juga ada program transportasi yang semakin berkembang, ada program konektivitas, ini akan naik menjadi 860 juta ton di 2060, di sinilah pentingnya akselerasi kendaraan listrik,” ujar Darmawan.
Baca Juga: Ini Kata Kemenhub Soal Rencana Subsidi Pembelian Kendaraan Listrik
Di sisi lain, penggunaan mobil listrik menurut Darmawan juga lebih ‘ringan di kantong’. Ia menuturkan, dirinya hanya merogoh kocek Rp 2.000 untuk jarak tempuh 10 km.
“Jadi kalau sehari saya kadang-kadang 60 km itu hanya Rp 12 ribu rupiah saja per hari. Kalau menggunakan mobil biasa bensin itu Rp 15 ribu kali 6, jadi Rp 90 ribu. Jadi ini jauh lebih murah dibanding dengan mobil biasa,” terang Darmawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News