Sumber: Kontan | Editor: Test Test
JAKARTA. Pasar bibit sayuran rupanya masih menjanjikan peluang yang sangat besar. Sebab, permintaan bibit sayuran terus meningkat setiap tahun. Ditambah lagi, produksi sayuran nasional juga terus menanjak. Itu sebabnya, sejumlah pemain di sektor ini terus menggenjot produksi bibit sayurannya.
Direktur PT Panah Merah Glenn Pardede menyatakan, saat ini, ceruk pasar benih sayuran baru tergarap setengahnya kendati pemain di industri benih sayuran juga terus bertambah. Menurut hitungan Glenn, saat ini tak kurang dari 125 perusahaan telah menggeluti bisnis benih sayuran di Indonesia.
Tahun lalu, secara nasional, total nilai pasar benih sayuran nasional mencapai Rp 400 miliar. "Setiap tahun, pasar benih nasional bisa tumbuh sekitar 7% - 8%," katanya, Kamis (18/3). Artinya, tahun ini penjualan benih sayuran secara nasional bisa tumbuh Rp 38 miliar - Rp 32 miliar.
Masih besarnya potensi pasar sayuran membuat prospek bisnis benih sayuran makin cerah. Dengan inovasi dan ragam produk bibit yang semakin bertambah, pangsa pasar benih akan terus membesar.
Glenn mengklaim, Panah Merah selalu melakukan inovasi dan menambah sekitar 5 jenis produk benih baru setiap tahunnya. "Sekarang, produk benih sayuran Panah Merah sudah sekitar 150 jenis," ungkapnya.
Ceruk serupa juga dibidik oleh PT Syngenta Indonesia. Perusahaan yang merupakan patungan perusahaan Inggris dan Swiss ini mengembangkan benih sayuran hibrida cabai keriting, jagung pipilan, jagung manis dan kubis. "Benih sayuran hibrida hasilnya akan lebih bagus ketimbang yang bukan hibrida," kata Anang Dwi Susilo, Product Manager Vegetable PT Syngenta Indonesia.
Menurut Anang, benih hibrida inilah yang menjadi incaran pasar. Selain tahan terhadap bakteri, benih hibrida ini akan memberi hasil produksi yang tinggi. Warnanya juga menarik dan tahan untuk disimpan lebih lama. "Sekitar 50% dari produksi benih nasional adalah benih hibrida," tegas Anang.
Perubahan musim yang kadang meleset dari prediksi membuat permintaan benih semakin meningkat. Karena itulah, Glenn optimistis, bisnis benih sayuran Panah Merah tahun ini bisa tumbuh 5% lebih tinggi ketimbang industri nasional.
Artinya, untuk tahun ini, Panah Merah mematok pertumbuhan penjualan sekitar 12%-13% ketimbang tahun lalu. Sepanjang tahun 2009, Glenn mengaku penjualan benih Panah merah mencapai sekitar Rp 150 miliar.
Berdasarkan data dari dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, produksi sayuran tahun 2009 sebesar 10,44 juta ton atau tumbuh 4,03% ketimbang tahun 2008 yang cuma sebesar 10,03 juta ton.
Lie Po Fung, Anggota Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia menambahkan, permintaan sayur dalam negeri selalu bertambah. "Suplai sayuran dengan kualitas bagus belum bisa mengimbangi pertumbuhan pasar modern," ungkapnya. Karenanya, ia bilang suplai sayuran segar dengan kualitas barang dan kemasan yang bagus masih bisa ditingkatkan sekitar 50%.
Pasalnya, sampai saat ini, angka konsumsi sayuran masyarakat Indonesia sendiri masih rendah. Tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia baru sekitar 35 kilogram per kapita per tahun. Padahal, normalnya, menurut World Health Organization (WHO) tingkat konsumsi sayuran adalah 70 kg per kapita per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News