Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan entitas anak mengumumkan laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp 1,49 triliun di semester I-2021 atau naik 7,9% (yoy) dibandingkan Rp 1,38 triliun di periode yang sama tahun 2020.
Kegiatan bisnis yang menyokong ekonomi dirasakan mulai membaik dalam beberapa bulan terakhir dan pemerintah Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di semester I-2021 sebesar 3,1%--3,3% dibandingkan kontraksi yang terjadi di kuartal pertama tahun 2021.
“Untuk menjaga pertumbuhan penjualan, perusahaan berupaya melakukan inovasi penyediaan layanan dan produk yang lebih terjangkau yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia,” ungkap Manajemen KLBF dalam keterbukaan informasi, Jumat (30/7).
KLBF beradaptasi dengan mengeluarkan produk kesehatan seperti herbal, suplemen, vitamin, dan obat-obatan, produk nutrisi yang lebih terjangkau dan layanan tes, serta diagnostik yang berhubungan dengan pandemi Covid-19.
Baca Juga: Produk obat herbal mempunyai prospek bisnis yang positif tahun ini
KLBF juga menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, melakukan transformasi pemanfaatan teknologi digital, serta memonitor biaya-biaya operasional lainnya untuk mempertahankan tingkat laba bersih.
Selain itu, KLBF terus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat untuk internal maupun eksternal serta melakukan edukasi kepada pasar melalui berbagai saluran komunikasi.
Penjualan bersih KLBF tercatat sebesar Rp 12,37 triliun pada semester I-2021 atau tumbuh 6,6% (yoy) dibandingkan dengan semester pertama 2020. Peningkatan penjualan didukung oleh divisi distribusi dan logistik yang meraih peningkatan penjualan bersih 15,6% (yoy) dari Rp 3,75 triliun menjadi Rp 4,33 triliun serta menyumbang 35,1% terhadap total penjualan bersih perusahaan.
Divisi obat resep KLBF membukukan peningkatan penjualan sebesar 5,4% (yoy) dari Rp 2,56 triliun menjadi Rp 2,70 triliun serta menyumbang 21,9% dari total penjualan bersih perusahaan. Divisi produk kesehatan meraih peningkatan penjualan sebesar 3,1% (yoy) menjadi Rp 2 triliun dengan kontribusi sebesar 16,2% terhadap total penjualan bersih perusahaan.
Penjualan bersih divisi nutrisi tercatat sebesar Rp 3,32 triliun di semester I-2021 atau turun 0,5% (yoy) dari pencapaian di tahun sebelumnya dan menyumbang 26,9% dari total penjualan bersih perusahaan. Laba usaha KLBF meningkat 7,3% (yoy) menjadi Rp 1,84 triliun di semester I-2021. Rasio laba usaha terhadap penjualan naik menjadi 14,9% dari 14,8% untuk periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Laba sebelum pajak penghasilan pada semester I-2021 sebesar Rp 1,92 triliun atau tumbuh sebesar 6,6% (yoy) dengan margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,6%, stabil dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp 1,49 triliun di semester I-2021 atau naik 7,9% (yoy) dibandingkan Rp 1,38 triliun di periode yang sama di tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi di biaya operasional yang lebih rendah.
Melihat kondisi ekonomi yang mulai membaik, KLBF merevisi target pertumbuhan penjualan bersih tahun 2021 menjadi sebesar 7%--10% dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 7%--10%. KLBF juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi.
Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45%--55% dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal. KLBF juga melakukan inovasi melalui PT Kalbe Genexine Biologics dengan melakukan kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produksi Novel di beberapa negara di Asia Tenggara, Australia, dan Timur Tengah.
Selain itu, KLBF juga mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan dan BPOM untuk melakukan uji klinis fase 2B/3 vaksin Covid-19 – GX-19N. Vaksin ini adalah hasil kolaborasi kerja sama dengan Genexine dari Korea Selatan. Uji klinis telah dilakukan di awal bulan Juli 2021 dan diharapkan produk bisa dipasarkan di kuartal keempat tahun ini.
Optimisme KLBF untuk tumbuh mendorong perusahaan perusahaan terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan. Melalui sinergi ABGC (akademisi, business, government, dan komunitas), KLBF terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (hilirisasi produk) dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis perusahaan.
“Di lain pihak, perusahaan membuka kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk joint-venture, akuisisi, atau bentuk kerja sama bisnis lainnya,” tulis Manajemen KLBF.
Selanjutnya: Kalbe Farma (KLBF) serap saham baru Kalbe Genexine Biologics senilai Rp 58,07 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News