kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.351.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.747   21,00   0,13%
  • IDX 8.417   46,45   0,55%
  • KOMPAS100 1.166   6,42   0,55%
  • LQ45 850   5,80   0,69%
  • ISSI 294   1,08   0,37%
  • IDX30 445   1,55   0,35%
  • IDXHIDIV20 514   5,58   1,10%
  • IDX80 131   0,59   0,45%
  • IDXV30 137   0,45   0,33%
  • IDXQ30 142   1,41   1,00%

Chery Proyeksikan Penjualan Mobil EV Stabil Jelang Berakhirnya Insentif Impor CBU


Senin, 17 November 2025 / 15:30 WIB
Chery Proyeksikan Penjualan Mobil EV Stabil Jelang Berakhirnya Insentif Impor CBU
ILUSTRASI. Pembukaan diler ke-59 Chery di Yogyakarta. Chery Sales Indonesia menargetkan penjualan kendaraan listrik berbasis baterai tetap stabil hingga akhir 2025, meski insentif CBU dicabut.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chery Sales Indonesia menargetkan penjualan kendaraan listrik berbasis baterai atau BEV  tetap stabil hingga akhir 2025, meskipun ada risiko perlambatan penjualan menjelang berakhirnya insentif impor CBU mobil listrik pada tahun ini. 

Sepanjang 2025, Chery mencatat tren penjualan yang konsisten berada di kisaran 1.500 hingga lebih dari 2.000 unit per bulan.

Vice Country Director Chery Sales Indonesia Budi Darmawan Jantania menyatakan, target perusahaan hingga akhir tahun adalah mempertahankan dan meningkatkan tren positif yang berhasil diraih di sepanjang periode berjalan. 

“Untuk mendukung pencapaian itu, kami menyiapkan program promosi dan inisiatif yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen mulai dari paket kepemilikan yang lebih atraktif, program purna jual yang memudahkan, hingga aktivitas pemasaran dan edukasi yang membuat proses memiliki kendaraan Chery menjadi lebih menyenangkan,” ungkap Budi, kepada Kontan.co.id, pada Jumat (14/11). 

Baca Juga: Bisnis Lesu, Pengusaha UMKM Soroti Rendagnya Daya Beli dan Sulitnya Akses Pembiayaan

Pihaknya menyebutkan, risiko perlambatan penjualan kendaraan listrik dapat meningkat menjelang dicabutnya fasilitas pembebasan bea masuk dan insentif perpajakan pada akhir 2025. Hal ini terutama berdampak pada agen pemegang merek (APM) yang belum menyiapkan proses perakitan lokal (CKD).

Potensi kenaikan harga diperkirakan cukup signifikan, yakni mencapai  30%–40% akibat pemberlakuan bea masuk sebesar 50%, PPnBM 15%–40%, dan PPN 12% tanpa insentif yang selama ini membantu menjaga daya saing harga. 

Meski demikian, Chery memastikan kinerja hingga Oktober 2025 masih berada pada jalur yang sesuai dengan target awal tahun. Perusahaan juga telah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi perubahan kebijakan agar harga produk tetap kompetitif.

Chery tetap menargetkan kontribusi kendaraan listrik sekitar 30% dari total penjualan tahun ini. “Dari sisi Chery, kami sudah mengantisipasi perubahan kebijakan ini dengan memperkuat strategi lokalisasi dan mempercepat proses produksi dalam negeri,” tambahnya. 

Saat ini Chery mengandalkan beberapa model SUV listrik sebagai penopang utama penjualan, yakni Chery J6, Chery E5, dan Chery E5 Pure. 

Untuk menjaga momentum, Chery juga menyiapkan model baru menjelang akhir tahun. Pada 8 November lalu, Chery melakukan unveiling Chery J6T, versi pengembangan dari J6 dengan pembaruan performa dan fitur.

"Model terbaru ini hadir dengan peningkatan performa, fitur teknologi terkini, serta desain yang lebih tangguh dan modern,” ujarnya.

Chery juga menyiapkan serangkaian program promosi dan inisiatif untuk mendukung penjualan pada sisa tahun 2025. Program tersebut mencakup paket kepemilikan lebih atraktif, layanan purna jual yang memudahkan, hingga aktivitas edukasi kepada konsumen.

Seluruh langkah ini, kata Budi, menjadi strategi penting untuk menjaga momentum penjualan di tengah dinamika kebijakan dan persaingan ketat kendaraan listrik asal Tiongkok.

Baca Juga: BP-AKR Bakal Borong 100.000 Barel Base Fuel, Pertamina Siap Penuhi Pasokan

Selanjutnya: Ramalan Keuangan Shio Tahun 2026, Siapa Paling Berpotensi Kaya?

Menarik Dibaca: Ramalan Keuangan Shio Tahun 2026, Siapa Paling Berpotensi Kaya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×