Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Chevron Indonesia selaku operator proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) disebut-sebut telah memasukkan proposal revisi Plan of Development (POD) IDD tahap II yaitu pengembangan lapangan Gendalo-Gehem. Kabar baik ini disampaikan oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar pada 25 Juli 2017 lalu.
Kala itu, Arcandra bilang proyek IDD Tahap II sudah dimulai. Biarpun begitu, pengembangan proyek Gendalo-Gehem ternyata masih jalan di tempat.
Menurut Sekretaris SKK Migas, Arief Setiawan Handoko, Chevron bahkan belum menyampaikan data Pre-Front End Engineering Design (Pre-FEED) untuk proyek Gendalo-Gehem. "Sejauh ini, Chevron belum menyampaikan ke kami hasil Pre FEED-nya," kata Arief ke KONTAN pada Minggu (7/9).
Padahal pmerintah Indonesia berharap proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) tahap II yaitu pengembangan lapangan Gendalo-Gehem bisa segera dimulai. Maklum, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan lapangan Gendalo-Gehem bisa berproduksi pada 2022.
Pasalnya produksi migas dari proyek IDD tahap II dibutuhkan oleh Indonesia. Dari lapangan Gehem saja, produksi gas diproyeksi mencapai 420 juta kaki kubik per hari (mmscfd), sedangkan produksi Gendalo sebesar 700 mmscfd. Belum lagi adanya produksi kondensat yang dihasilkan Gendaho-Gehem yang mencapai sekitar 50.000 barel per hari.
Kelanjutan pemakaian FPU Bersama Terus Dibahas
Di sisi lain, SKK Migas masih membuka kemungkinan adanya kerjasama antara Chevron dengan ENI untuk menggunakan fasilitas produksi (floating production unit/ FPU) bersama. Sebelumnya pihak Chevron menyebut penggunaan fasilitas bersama tidak bisa dilakukan karena kapasitas FPU Jangkrik tidak akan cukup menampung produksi gas Gendalo-Gehem jika produksi Eni Merakes juga masuk ke FPU Jangkrik.
Namun Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan pembahasan mengenai penggunaan fasilitas masih terus dibicarakan antara SKK Migas dan Chevron. "Hingga saat ini proses pembahasan masih berlangsung, besok akan dikabari progress-nya," kata Wisnu.
Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian ESDM, Tunggal, juga menyebut opsi penggunaan fasilitas bersama masih terus dibicarakan dengan pihak-pihak terkait. "Kemungkinannya akan dibicarakan," katanya.
Asal tahu saja, kapasitas produksi FPU Jangkrik saat ini hanya sebesar 450 mmscfd. Namun kapasitas maksimal produksi FPU Jangkrik ke depannya bisa meningkat hingga 800 mmscfd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News