kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China mau bangun pabrik baja terbesar di Indonesia


Rabu, 17 Juni 2015 / 14:55 WIB


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Mesti Sinaga

JAKARTA. Perusahaan baja asal China, Anshan Iron and Steel Group Corporation, tengah menjajaki membangun pabrik baja di Indonesia dengan kapasitas produksi 5 juta ton per tahun. Jika teralisasi, maka pabrik tersebut akan menjadi pabrik baja dengan kapasitas terbesar di Indonesia.

"Beberapa waktu lalu, mereka (Anshan) bertemu saya, Pak Sigit (Direktur Jen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kemenperin), dari Direktorat Logam Kemenperin, serta pengelola kawasan industri. Anshan ini bertanya bagaimana langkah-langkah berinvestasi di Indonesia," ujar Imam Haryono, Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian,  Selasa (16/6).

Imam menambahkan, Anshan akan menjadi salah satu perusahaan yang akan mengisi Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah. Kawasan ini memang dikhususkan untuk pengembangan industri feronikel dan logam.

"Nilai investasi belum tahu berapa. Tapi kapasitas produksi yang mereka mau bikin di pabrik sini bisa mencapai 5 juta ton baja besi per tahun." ujar Imam.

Apabila rencana Anshan berinvestasi di Indonesia terwujud, maka perusahaan ini akan memiliki pabrik baja dengan kapasitas terbesar di Indonesia. Saat ini pabrik baja terbesar di Indonesia dimiliki PT Krakatau Steel (persero) Tbk (KRAS) dengan kapasitas produksi 3,15 juta ton baja per tahun.

Imam mengharapkan pabrik baja Anshan akan memproduksi baja dari hulu sampai hilir. "Mereka sempat bilang mau bikin smelter pengolahan ore saja, atau barang setengah jadi. Mereka juga minta pengecualian agar kami membolehkan mereka ekspor. Kami bilang tidak boleh. Kami maunya Anshan ini hilirisasi," tandas Imam.

Imam mengakui, kebanyakan investor China senang mengumbar rencana investasi, namun akhirnya batal menanamkan modal di sini.

"Maka kami saring dan kami bikin daftar nama investor yang serius. Kami menghubungi Duta Besar Indonesia untuk China dan Duta Besar China untuk Indonesia untuk bikin daftar perusahaan-perusahaan yang kredibel," ujar Imam.

Ia menambahkan, Anshan masuk dalam kategori yang pantas untuk ditindaklanjuti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×