kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

China melambat, Indonesia mesti genjot hilirisasi


Senin, 31 Oktober 2011 / 16:27 WIB
China melambat, Indonesia mesti genjot hilirisasi
ILUSTRASI. Pengunjung menggunakan masker di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (25/11). BPS merilis daerah dengan biaya hidup paling mahal di Indonesia.


Reporter: Dani Prasetya |

JAKARTA. Perlambatan ekonomi China akibat krisis global dianggap sebagai peluang untuk menggiatkan hilirisasi industri di Indonesia. Apalagi sebagian besar komoditi ekspor Indonesia ke China berupa bahan mineral mentah.

"Kalau mau dibilang, justru Indonesia diuntungkan dengan perlambatan China," ujar Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Dedi Mulyadi, Senin (30/10).

Keuntungan itu terutama dari segi kebijakan hilirisasi pemerintah. Apabila China melambat dan mengerem permintaan bahan mineral mentah dari Indonesia, maka industri dalam negeri bisa memperoleh pasokan lebih banyak.

Apalagi, selama ini industri dalam negeri sempat mengeluhkan soal ketersediaan bahan baku yang tak mencukupi kebutuhan. Ambil contoh, bakusit. Indonesia memiliki sumber bauksit sebanyak 700 juta metrik ton dengan cadangan (proven) sebesar 108 juta metrik ton.

Setiap tahunnya, Indonesia memproduksi 15 juta metrik ton bauksit. Namun, seluruhnya langsung diekspor ke berbagai negara termasuk China. Akibatnya, industri alumina dalam negeri kekurangan pasokan sehingga tidak dapat tumbuh maksimal. Ekspor besar-besaran itu juga mengancam habisnya cadangan bauksit dalam waktu tujuh tahun.

Salah satu upaya menekan laju ekspor bauksit adalah kebijakan bea keluar untuk bahan mineral dan pelarangan ekspor bahan mentah. Harapannya, usaha ini bisa menumbuhkan industri pengolahan bauksit menjadi alumina di pasar domestik. "Jadi mungkin ini peluang Indonesia menggiatkan hilirisasi," ucapnya.

Namun, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat tetap mengingatkan, perlambatan ekonomi China akan berdampak pada penurunan ekspor. "Saya harap pasar Indonesia tidak terganggu karena kita banyak ekspor ke sana," ujarnya.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan juga sempat mengutarakan, dampak perlambatan ekonomi China ke Indonesia tergantung pada sektor industri apa yang menurun. "Kalau sektor yang turun di China merupakan driver pertumbuhan kita maka ekspor kita bisa terpengaruh," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×