Reporter: Vina Elvira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) memproyeksikan kinerja penjualan hingga akhir 2025 masih akan berada di bawah pencapaian 2024. Hal ini menyusul tekanan permintaan baik di pasar lokal maupun ekspor, yang membuat bisnis ASHA mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Merujuk laporan keuangan perusahaan, penjualan ASHA terpantau anjlok hingga 36,30%, menjadi Rp 110,78 miliar per kuartal III-2025. Padahal, pada periode yang sama tahun 2024 penjualan perseroan masih mencapai Rp 173,94 miliar.
Penjualan ekspor tercatat sebesar Rp 21,31 miliar. Sedangkan domestik atau lokal senilai Rp 89,57 miliar. Kedua segmen penjualan ini mengalami penurunan dibandingkan posisi tahun sebelumnya yang senilai Rp 26,16 miliar untuk ekspor dan Rp 155,88 miliar (lokal).
Baca Juga: Industri Perikanan Tertekan, ASHA Catat Penurunan Permintaan Signifikan
Direktur Utama ASHA, Willam Sutioso menyampaikan bahwa Manajemen ASHA cenderung melakukan revisi ke bawah atas guidance tahun ini, atau mempertahankan outlook konservatif hingga terdapat tanda pemulihan permintaan yang lebih jelas.
“Penurunan kinerja terutama disebabkan oleh kombinasi pelemahan permintaan global, tekanan harga jual, serta kenaikan biaya operasional,” ujar William, kepada Kontan.co.id, Minggu (14/12/2025).
Meskipun begitu, pihaknya berharap kinerja kuartal IV-2025 bisa membaik dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya, seiring peningkatan permintaan menjelang libur akhir tahun dan mendekati perayaan Tahun Baru Imlek pada Februari 2026.
Untuk memperbaiki tren kinerja pada sisa tahun ini, ASHA sudah menjalankan sejumlah inisiatif strategis, mulai dari optimalisasi efisiensi biaya di pabrik, logistik, dan pengadaan bahan baku, hingga diversifikasi pasar ke Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan.
Baca Juga: Perikanan Indonesia teken Kerja Sama dengan Shandong Xinfa Holding
Perseroan juga mengembangkan produk baru dengan margin lebih baik untuk pasar domestik, meningkatkan efisiensi rantai pasok melalui integrasi pemasok serta perbaikan proses quality assurance dan quality control.
“Manajemen juga fokus pada pengetatan manajemen kas untuk menjaga likuiditas dan memperkuat modal kerja,” sebutnya.
Tekanan yang terjadi hingga periode kuartal ketiga membuat ASHA harus menanggung kerugian sebesar Rp 6,75 miliar. Padahal, pada tahun sebelumnya, perseroan masih mencetak laba tahun berjalan senilai Rp 873,72 miliar.
Baca Juga: Industri Pengalengan Ikan Tertekan Akibat Minimnya Pasokan Bahan Baku
Selanjutnya: 10 Cara Mengontrol Tekanan Darah Tanpa Obat, Cek di sini!
Menarik Dibaca: 10 Cara Mengontrol Tekanan Darah Tanpa Obat, Cek di sini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













