Reporter: Leni Wandira | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) memandang prospek bisnis tahun 2026 dengan optimisme tinggi seiring penguatan kinerja operasional dan bertambahnya sumber pendapatan dari hilirisasi.
Corporate Secretary CSRA, Iqbal Prastowo optimistis dapat menutup tahun 2025 sesuai target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, hingga saat ini manajemen belum menyiapkan strategi khusus untuk mengejar target tahun berjalan.
“Kami masih optimistis dapat menutup tahun 2025 dengan target yang telah ditetapkan. Untuk itu, belum ada strategi khusus yang dilakukan perseroan dalam mengejar target tahun 2025,” ujar Iqbal kepada Kontan, Selasa (23/12/2025).
Baca Juga: Pemerintah Beri Diskon Tiket Pesawat Perjalanan Nataru Hingga 14%
Lebih lanjut, CSRA melihat tahun 2026 sebagai periode dengan potensi pertumbuhan yang lebih baik. Pada tahun tersebut, perusahaan ini akan memfokuskan strategi pada optimalisasi produksi dan panen di seluruh wilayah operasional.
Salah satu katalis utama adalah telah beroperasinya pabrik kelapa sawit (PKS) CSRA di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Dengan beroperasinya fasilitas tersebut, perseroan optimistis margin penjualan akan meningkat, khususnya di wilayah Sumsel yang sebelumnya hanya mengandalkan penjualan Tandan Buah Segar (TBS).
“Dengan beroperasinya pabrik kelapa sawit di Banyuasin, kami akan memperoleh tambahan pendapatan dari penjualan CPO. Diversifikasi produk ini akan meningkatkan nilai tambah, memperluas pasar, serta memperkuat posisi keuangan dan daya saing perusahaan,” jelas Iqbal.
Meski demikian, CSRA belum berencana melakukan ekspor dalam beberapa tahun ke depan. Perusahaan ini menilai pasar domestik masih sangat luas dan menjanjikan untuk menyerap produk CPO maupun turunannya.
Adapun dari sisi ekspansi, CSRA akan memprioritaskan pengembangan kebun di wilayah Sumatra Selatan. Region ini dinilai masih memiliki potensi lahan yang sangat luas dengan kondisi tanah mineral yang mendukung pertumbuhan tanaman kelapa sawit secara optimal.
"Untuk rencana ekspansi, perusahaan fokus pada pengembangan kebun di region Sumsel yg masih memiliki potensi sangat luas serta kondisi tanah mineral yg baik untuk pertumbuhan tanaman sawit," pungkasnya.
Dari sisi kinerja keuangan, berdasarkan laporan keuangan per September 2025, pendapatan CSRA melonjak 75,9% menjadi Rp 1,33 triliun, dibandingkan Rp 758,78 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba operasi tercatat sebesar Rp 302,42 miliar dengan marjin 22,7%, sementara laba bersih meningkat 70,6% menjadi Rp 213,92 miliar pada periode Januari–September 2025.
Baca Juga: Alih Teknologi Fraksionasi Plasma untuk Ketahanan Sistem Kesehatan Nasional
Kinerja positif ini turut ditopang oleh kenaikan harga jual. Harga CPO naik 15,7% secara tahunan sementara harga TBS dan kernel masing-masing meningkat 24,3% yoy dan 69,4% yoy
Dari sisi produksi, yield TBS mencapai 14,1 ton per hektare, naik dari 13,6 ton per hektare pada sembilan bulan pertama 2024, seiring penerapan praktik agronomi yang lebih baik dan strategi pemupukan yang sistematis.
Produksi CPO CSRA tercatat meningkat signifikan menjadi 68.590 ton dari sebelumnya 43.744 ton, sedangkan produksi kernel naik menjadi 15.616 ton dari 9.323 ton pada periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya: 7 Rekomendasi Skincare Korea Terbaik untuk Kulit Berjerawat
Menarik Dibaca: 7 Rekomendasi Skincare Korea Terbaik untuk Kulit Berjerawat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












