Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lewat anak usahanya PT Samukti Karya Lestari (PT SKL) emiten produsen sawit, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) meresmikan pembangunan Pabrik Kelapa Sawit ke-2 mereka yang berada di daerah Desa Muara Upu, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, Sabtu (29/10).
Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis CSRA Seman Sendjaja mengatakan alasan perseroan membangun PKS kedua mereka di daerah Tapsel adalah karena perseroan sudah memiliki kebun di wilayah yang sama dan pohon sawit pun sudah tertanam 5000 hektar (ha) di kawasan ini.
“Karena di sini sudah tertanam (pohon sawit) 5.000 hektar (ha), produksi tandan buah segar (TBS) juga sudah 400 ton lebih setiap hari, jadi memang sudah saatnya bangun pabrik di kebun ini,” ungkap Seman saat ditemui Kontan dalam acara peresmian pabrik kelapa sawit ke-2 milik CSRA, Sabtu (28/10).
Kemudian terkait besar investasi untuk membangun pabrik ke-2 ini, Seman mengatakan perseroan menghabiskan dana hampir Rp 180 miliar.
“Yang ini (pabrik sawit PT SKL) habis hampir Rp 180 miliar. Tapi itu sudah termasuk jalan, perumahan karyawan dan pelengkap lainnya. Kalau pabriknya tok sih gak sampai segitu ya. Ya sekitar Rp 130-an miliar,” jelasnya.
Baca Juga: Cisadane Sawit Raya (CSRA) Catat Kenaikan Produksi CPO pada Kuartal III-2023
Sementara terkait kapasitas produksi pabrik terbaru ini memiliki kapasitas produksi yang didesain sebesar 45 ton per jam.
“PKS yang ini didesain 45 ton per jam, tapi sekarang jalan 30 ton per jam. Nanti kalau saatnya dibutuhkan kita akan tambah beberapa alat lagi,” ungkapnya.
Vice President Engineering CSRA, Totok Pratikno dalam sambutannya mengatakan proyek PT SKL ini sejatinya telah dimulai pada Januari 2022 lalu, dilanjutkan kemudian dengan test plant di tahun Juni 2023.
“Ini (PKS PT SKL) sudah produksi kurang lebih 3,5 bulan, dan sudah memproduksi TBS lebih dari 57.000 ton,” katanya.
Totok mengatakan dengan dibukanya PKS ini, lapangan pekerjaan terutama untuk warga sekitar PKS juga terbuka lebih lebar.
“80% pekerja kami adalah putra daerah, sedangkan sisanya 20% pendatang. Yang pendatang ini bukan berarti orang baru, tapi dari pabrik kami di Negeri Lama atau Pabrik Labuhan Batu,” ungkapnya.
Disamping itu, melalui penambahan pabrik baru ini Seman mengharapkan angka sales atau angka penjualan CPO dari perseroan naik.
“Karena, dari yang tadinya kami hanya jual buah (sawit) sekarang kami jadi jual CPO. Jadi memang ada ekstra margin yang selama ini dinikmati oleh pabrik-pabrik yang beli buah kami, sekarang kami sendiri yang menikmati hasil buah tersebut,” jelasnya.
Melalui SKL ini, CSRA juga berencana akan membeli TBS milik masyarakat, juga dimaksudkan bisa membantu perekonomian dari petani sawit di sekitar pabrik. Pembelian TBS ini direncanakan mulai dilakukan tahun 2024 mendatang.
“Dengan adanya pabrik ini, kita bisa beli buah masyarakat di sekitar kami yang bisa meningkatan hasil CPO. Kalau pembelian CPO buah masyarakat sekarang sih masih 0%, kita akan mulai (pembelian) di tahun depan,” tutupnya.
Sebagai informasi tambahan, CSRA saat ini juga tengah mempersiapkan ekspansi pabrik ke-3 mereka yang berada di Sumatra Selatan (Sumsel), tepatnya di Kabupaten Banyuasin. Untuk kapasitas dan luas pabrik sama persis dengan PT SKL. Dan terkait besar investasi pabrik ke-3 ini diprediksi bisa lebih rendah dari pabrik ke-2 PT SKL, karena menggunakan sistem swakelola.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News