Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Citilink Indonesia menargetkan mengangkut sekitar 14,7 juta penumpang sepanjang tahun 2017. Jumlah armada pesawat dan rute yang banyak menjadi kekuatan anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk itu untuk mengejar target bisnis tahun ini.
Selain mengandalkan armada pesawat yang ada, tahun ini Citilink berencana mendatangkan lima unit pesawat jenis Airbus. Pesawat tersebut akan datang secara bertahap saban kuartal. Kelima armada pesawat akan menggenapi jumlah pesawat Citilink menjadi 52 pesawat.
Namun Citilink tak menyebutkan anggaran untuk menambah lima Airbus. "Karena ini masuknya financial list jadi langsung masuk ke biaya sewa dan kami tidak bisa sebut rahasia dapur," ujar Arif Wibowo, Chief Executive Officer PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, saat dihubungi KONTAN, Minggu (1/1).
Sepanjang tahun 2016, Citilink mengangkut 11,4 juta penumpang. Alhasil, target tahun 2017 setara dengan pertumbuhan 28,95%. Selain mengejar pertumbuhan jumlah penumpang, Citilink juga ingin available seat kilometres (ASK) tahun ini tumbuh 32,8% ketimbang 2016.
ASK merupakan hasil perkalian dari jumlah kursi dengan jarak. ASK bisa digunakan untuk mengetahui biaya untuk satu penumpang setiap kilometer.
Manajemen Citilink menyatakan bahwa tak mudah memenuhi target tadi. Selain menghadapi ketatnya persaingan bisnis penerbangan, dugaan pilot mabuk turut memberatkan langkahnya.
Tak heran kalau safety culture atau budaya keselamatan menjadi fokus utama perbaikan bisnis Citilink tahun 2017. Mereka yakin, bisa mengembalikan citra perusahaan yang tercoreng akibat kasus dugaan pilot mabuk.
"Secara normal bisnis Citilink kan konsisten, kami lagi pembenahan, isu safety terus kami perbaiki," ungkap Arif.
Mengingatkan saja, menjelang akhir tahun 2016 kemarin nasib apes menimpa Citilink. Nama perusahaan yang beroperasi sejak tahun 2012 itu tercoreng ulah pilot yang diduga mabuk saat akan menerbangkan pesawat QG 800 jurusan Surabaya-Jakarta pada Rabu (28/12).
Buntut peristiwa tersebut adalah pengunduran diri Albert Burhan dari jabatan direktur utama dan Hadinoto Soedigno dari jabatan direktur operasional.
Citilink akan memutuskan nasib kepemimpinan ke depan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang sedianya berlangsung satu pekan atau dua pekan mendatang.
Pengamat penerbangan Gerry Soejadman menilai, kasus dugaan pilot mabuk Citilink tak berpengaruh jangka panjang bagi Citilink. Dengan catatan Citilink tak mengulang kejadian itu, dia yakin, pasar masih merespons positif.
Namun pasca kejadian tersebut manajemen Citilink memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam hal mengecek sistem rekrutmen kru penerbangan. "CEO berikutnya perlu memastikan safety culture yang benar-benar diutamakan dan menciptakan mindset, pegawai Citilink berani menegur kru penerbangan bila ada kejanggalan isu keselamatan," jelas Gerry. Ramadhani
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News