kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Co-firing biomassa hutan di PLTU diklaim positif kendalikan perubahan iklim


Jumat, 11 Juni 2021 / 18:21 WIB
Co-firing biomassa hutan di PLTU diklaim positif kendalikan perubahan iklim


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

Hitung-hitungan APHI, harga jual wood chips alias kayu serpih yang ekonomis berkisar antara Rp 666.000-Rp 995.000 per ton. Di Jawa, dengan dukungan infrastruktur yang baik maka harga keekonomian bisa tercapai.

Di luar Jawa, biaya produksi lebih tinggi maka harga keekonomian belum dicapai dengan harga pasokan yang ditetapkan PLN saat ini yang mengacu pada harga batubara.

Indroyono mengusulkan pemerintah untuk memberi insentif terkait harga keekonomian tersebut. “Perlu ada insentif seperti keringanan PPN untuk produk wood chips,” kata dia.

Indonesia menargetkan untuk meningkatkan bauran EBT dalam penyediaan energi sebesar 23% pada tahun 2025 mendatang. Dari target tersebut sudah tercapai sebesar 11% pada tahun 2020 lalu. Selain itu dalam draft Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030 yang masih dibahas penggunaan EBT juga akan ditingkatkan persentasenya hingga 48%. 

Koordinator Penyiapan Program Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Trois Diliusendi menyatakan, co-firing sangat pas untuk mendukung peningkatan penggunaan EBT. Pasalnya, tidak dibutuhkan investasi baru yang besar dan cukup  memanfaatkan PLTU yang sudah ada.

Implementasi cofiring juga secara cepat bisa meningkatkan total EBT dalam bauran energi nasional. “Dengan 5% cofiring di unit-unit PLTU, maka akan mendapat 900 MW listrik berbasis EBT setara 0,9% bauran EBT,” katanya.

Direktur Operasi 1 PT Pembangkitan Jawa Bali M Yossy Noval A menyatakan pihaknya telah melakukan ujicoba untuk implementasi cofiring di sejumlah PLTU. “Hasil uji yang dilakukan co-firing terbukti mampu menurunkan emisi gas rumah kaca dan emisi Sox (sulful oksida) jadi memang lebih ramah lingkungan,” katanya.

Selanjutnya: Cara Menteri BUMN Erick Thohir bereskan utang PLN yang capai Rp 500 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×