Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan profesional terdiversifikasi terdepan dan firma manajemen investasi Colliers (NASDAQ and TSX: CIGI) menerbitkan Market Insights mengenai Implikasi Hybrid Working dalam Pengelolaan Gedung Kantor dan Ruang Kerja.
Menurut Andy Harsanto, Head of Real Estate Management Services Colliers Indonesia, berbagai ketidakpastian yang muncul akibat pandemi mempengaruhi peningkatan pada faktor-faktor seperti volatility (volatilitas), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ambiguitas), sering disingkat sebagai VUCA.
"Baik secara langsung maupun tidak langsung, pandemi juga berdampak pada properti, khususnya pada aspek operasional. Termasuk dalam, keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan kerja (K3) dalam kondisi pandemi. Ketersediaan layanan dari organisasi pengelola, serta penyedia jasa dari pihak ketiga, dinamika kondisi keuangan penyewa, pemilik properti yang merasakan dampak terhadap kinerja keuangan yang dihadapi, tren atau kebutuhan yang bergeser atau berubah akibat perkembangan pasar saat ini dan kembali ke kantor dengan sistem hybrid working," jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Kamis (3/2).
Baca Juga: Colliers International Indonesia: Beberapa Kawasan Industri Antisipasi Kenaikan Harga
Christina Ng, Head of Facilities Management Colliers Indonesia menyatakan bahwa setelah beberapa waktu, perusahaan-perusahaan telah menerapkan sistem work-from-home (WFH), tetapi juga memberikan pilihan kepada karyawan untuk work-from-office (WFO) atas dasar kesukarelaan.
Ia berkata, saat ini perusahan-perusahaan mulai menerapkan sistem return to office (RTO), sehingga terdapat kewajiban bagi para pekerja untuk kembali bekerja dari kantor, namun dengan memberlakukan aturan-aturan tertentu. Oleh karena itu, konsep hybrid working mulai diberlakukan secara luas oleh berbagai perusahaan.
"Hybrid Working yang merupakan kombinasi dari bekerja di kantor dengan bekerja dari mana saja, termasuk dari rumah, memberikan manfaat seperti, keseimbangan kehidupan-kerja, engagement karyawan dan karyawan yang ingin fokus menyelesaikan tugas dapat memilih untuk WFH, tetapi demi menjaga kesehatan mental, karyawan dapat memilih untuk WFO, sebagai contoh, keluar dari zona nyaman mereka dan kembali berinteraksi dengan berbagai pihak," ujarnya.
Namun, lanjut Christina, manfaat yang disebutkan bukan berarti hanya berdampak pada pengelolaan perusahaan saja, melainkan juga gedung.
Terdapat beberapa implikasi dan antisipasi yang dapat ditelaah lebih jauh, sebagaimana dampak dari hybrid working yang diperkirakan akan bertahan selama beberapa tahun ke depan.
Akibatnya dampak terhadap perusahaan adalah, dengan diterapkannya sistem hybrid, kebutuhan akan ruang kantor akan berkurang, yang juga akan mempengaruhi konsumsi energi dan biaya lainnya. Efisiensi dari hal tersebut dapat dialokasikan untuk hal-hal yang lebih berkualitas untuk meningkatkan kinerja para karyawan.
Sementara itu, dampak terhadap gedung terletak pada kebutuhan dan penggunaan utilitas bangunan, yang seharusnya menyesuaikan dengan peningkatan dan penurunan beban hunian agar dapat mencapai efisiensi operasional.
Pengurangan kebutuhan ruang kantor akan mempengaruhi konsumsi energi pada gedung, dan beberapa kendala kemungkinan yang sering dialami dalam penggunaan Heating Ventilation and Air Conditioner (HVAC) system.
"Apakah antisipasi yang dapat dilakukan, baik bagi perusahaan maupun pengelola gedung kantor dengan adanya sistem hybrid work? Bagi perusahaan, tim Facilities Management harus dapat memperkirakan apa yang bisa dijadikan acuan atau solusi. Hal tersebut sangat penting bagi praktisi Facilities Management untuk terus menganalisa kebutuhan ruang serta teknologi yang optimal untuk saat ini maupun di masa depan, terutama yang ditujukan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan," sambung Christina.
Sementara itu, pada gedung, dengan perubahan hybrid dan kondisi persaingan yang semakin kompetitif, efisiensi operasional akan menjadi sangat penting.
Baca Juga: Colliers International Indonesia Prediksi Sektor Properti Pulih Tahun Ini
Dengan metode kerja yang memungkinkan untuk memprediksi beban gedung yang lebih akurat, dapat memungkinkan efisiensi, terutama dalam penggunaan energi, dan diupayakan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja layanan dan keuangan pengelola.
Ia melanjutkan, secara umum divisi Facility Management harus adaptif dalam merespon dinamika yang ada, antara lain memastikan bahwa setiap protokol yang diterapkan sejalan dengan regulasi terbaru dari pemerintah, menerapkan teknologi yang dapat mendukung terciptanya standar ruang kerja yang baik, bukan hanya bagi karyawan yang bekerja dari kantor, namun juga bagi karyawan yang bekerja dari rumah.
Sedangkan, bagi pengelolaan gedung, dengan menggunakan kombinasi penerapan sumber daya yang lebih terlatih dan terbaru, penting untuk menerapkan sistem teknologi baik bertahap maupun secara komprehensif untuk memberikan solusi efektif terhadap kinerja properti dari segi manajemen biaya.
"Selain energy atau sustainability, aspek kesehatan juga penting untuk tetap diperhatikan. Sehingga, properti yang menawarkan solusi yang lebih baik akan memiliki lebih banyak peluang dan keunggulan kompetitif di pasar," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News