Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Colliers Indonesia mencatat pertumbuhan tingkat okupansi (hunian) ruang kantor di Jakarta pada kuartal III-2025. Permintaan didominasi oleh relokasi perusahaan-perusahaan yang sudah beroperasi.
Pada kuartal III-2025, Colliers mencatat tingkat okupansi ruang kantor di kawasan pusat bisnis atau central business district (CBD) tumbuh tipis menjadi 75,3% dari 74,8% pada kuartal II-2025 dan 73,0% pada kuartal III-2024. Namun di area luar CBD, tingkat okupansi justru turun menjadi 69,3% dari posisi 71,0% pada kuartal II-2025 dan 70,0% pada kuartal III-2024..
Kepala Departemen Riset Colliers Indonesia Ferry Salanto menjelaskan, secara umum tingkat permintaan ruang kantor saat ini mulai menunjukkan pertumbuhan. Namun, jumlahnya masih tak sebanding dengan tingkat pasokan.
“Gap-nya masih sangat jauh,” sebut Ferry dalam Media Briefing, Rabu (1/10/2025).
Baca Juga: Pertumbuhan Pasokan Ruang Perkantoran Diprediksi Stagnan
Rinciannya, saat ini total pasok ruang kantor di Jakarta mencapai 11,4 juta meter persegi. Namun, ia membeberkan kekosongannya mencapai lebih dari 2 juta meter persegi.
Di CBD, ruang kosong banyak terdapat pada gedung perkantoran Kelas A. Sementara di luar CBD, ruang kosong banyak terdapat pada gedung perkantoran Kelas B.
Maka itu, kata Ferry, pengembang cenderung menahan diri untuk menambah pasokan baru. Menurut catatannya, tak bakal ada pasokan ruang kantor baru hingga setidaknya 2028 mendatang.
Ferry bilang permintaan saat ini didominasi oleh kegiatan relokasi, yakni perpindahan kantor dari gedung lama ke gedung baru atau ekspansi. Dengan kata lain, transaksi ruang kantor saat ini masih didominasi oleh perusahaan eksisting.
Lebih lanjut, ia bilang permintaan untuk gedung bersertifikat hijau atau green building kian masif, utamanya dari perusahaan multinasional. Pasalnya, saat ini sertifikat hijau menjadi salah satu syarat kepatuhan dari perusahaan induknya yang berbasis global.
Adapun sektor-sektor yang aktif mencari ruang kantor saat ini di antaranya adalah sektor teknologi, pertambangan, energi, dan layanan finansial.
Perusahaan Cenderung Menyewa
Colliers mencatat tarif sewa ruang kantor cenderung moderat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pun hingga akhir tahun 2025, tarif sewa diprediksi tak banyak perubahan.
“Walaupun ada sedikit penyesuaian, tapi tidak terlalu signifikan. Sehingga proyeksi kita dari tahun 2025 sampai tahun 2028 itu tumbuh hanya sekitar 2%–3%,” sebut Ferry.
Baca Juga: Sektor Perumahan dan Perkantoran di Indonesia Dinilai Masih Menjanjikan
Dengan kondisi pasok yang masih berlimpah, secara umum pemilik gedung (landlord) masih gencar memberikan paket sewa dan berbagai insentif demi menarik tenant untuk masuk. Maklum, tingkat persaingan masih tinggi. Dus, peningkatan harga sewa paling-paling bisa dilakukan oleh gedung premium dengan tingkat okupansi yang lebih tinggi.
Adapun perusahaan masih cenderung menghindari pembelian unit kantor baru. Dengan harga yang lebih murah, saat ini pasar sekunder masih menjadi pilihan.
Namun secara keseluruhan, kata Ferry,sewa masih menjadi opsi utama perseroan. “Pasar ini memang belum terlalu pulih karena memang minat dari tenant itu masih untuk menyewa, belum untuk membeli,” imbuhnya.
Selanjutnya: Potret Menteri Purbaya Makan di Warung Kaki Lima Usai Rapat Danantara
Menarik Dibaca: Party at Eden Merilis Single Baru Kolaborasi Bareng Haricoolest Barbershop
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News