Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Star Cosmos (Cosmos) sudah mulai memasok rice cooker untuk program bagi-bagi Alat memasak berbasis listrik (AML) pemerintah. Presiden Direktur PT Star Cosmos (Cosmos), Dharma Surjaputra, mengatakan bahwa pemerintah lewat PT POS melakukan pengambilan sejumlah unit rice cooker belum lama ini dari pihak distributor Cosmos.
“Sudah ambil. Kalau enggak salah tadi atau kemarin,” ujar Dharma kepada Kontan.co.id, Jumat (8/12).
“Jumlahnya baru sedikit. Ini kan masih tahap 1,” imbuhnya lagi.
Baca Juga: Program Bagi-bagi Rice Cooker Gratis Molor, Begini Tanggapan Pelaku Usaha
Dharma mengaku belum bisa memastikan berapa total jumlah rice cooker merk Cosmos yang akan dipasok dalam pengadaan program bagi-bagi AML.
“Belum jelas karena PO-nya bertahap,” tuturnya.
Seperti diketahui, pemerintah merencanakan pembagian rice cooker gratis kepada masyarakat. Harapan pemerintah, program ini bisa meningkatkan konsumsi listrik sekitar 140 GWh, setara dengan kapasitas pembangkitan 20 megawatt (MW).
Menurut rencana, program bagi-bagi rice cooker ini akan rumah tangga pelanggan PLN atau PLN Batam berdaya 450 VA s.d. 1.300 VA yang tidak memiliki AML dan berdomisili di daerah tersedia listrik 24 jam menyala. Kira-kira akan ada sebanyak 500.000 rumah tangga yang akan menjadi target penerima dalam program ini.
Baca Juga: Mundur Lagi, Pembagian Rice Cooker Baru Rampung Januari 2024
Pengadaan barang untuk rice cooker ini dilakukan lewat e katalog. Kriteria rice cooker yang dicari setidaknya ada 3: memiliki kandungan dalam negeri yang dibuktikan dengan sertifikat TKDN, sesuai standar SNI, memiliki label hemat energi, dan berfungsi minimal memasak nasi, menghangatkan dan mengukus dengan kapasitas 1,8 liter - 2,2 liter. Cosmos menjadi vendor pemasok yang ditunjuk dalam pengadaan tersebut.
Dharma berharap, program bagi-bagi rice cooker bisa berjalan lancar tanpa ada keterlambatan dan membawa manfaat bagi banyak pihak.
“Kalo terjadi mundur, barang kan tidak boleh kami jual. Artinya kan cash flow terganggu. Semestinya bisa kami jual ke pasaran namun tidak bisa dijual,” tutur Dharma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
