Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Crown Group Holdings, perusahaan properti yang berbasis di Australia, fokus membangun proyek di negeri kanguru itu. Ada dua proyek pembangunan apartemen di Sydney, yang mereka kebut tahun ini.
Bagus Sukmana, General Manager Strategic and Corporate Communication Indonesia Crown Group, mengungkapkan, menara pertama yang akan mereka luncurkan pada Mei 2015 bernama Crown Ashfield. Proyek ini diperkirakan menelan dana investasi sekitar Rp 1 triliun. Lokasi proyek properti ini sekitar 6 kilometer dari pusat bisnis kota Sydney.
Nah, menara kedua bernama Crown Green Square yang mereka rencanakan akan meluncur pada September 2015. Crown Group mengeluarkan dana tak kurang dari Rp 5 triliun untuk proyek tersebut.
Iwan Sunito, Chief Executive Crown Group, optimistis, proyek-proyek properti yang tengah dia garap itu bakal terserap pasar. Menurut Iwan, pasar properti Australia masih menjanjikan. "Saya sangat optimistis untuk tahun ini," kata dia.
Beberapa hal yang perlu dicermati oleh investor dalam melihat pasar properti Australia antara lain, nilai tukar dollar Australia yang kompetitif terhadap dollar Amerika Serikat, kebijakan pelonggaran moneter oleh Bank Sentral Australia dengan memangkas bunga acuan Februari lalu, juga tingkat pertumbuhan nilai properti tahun lalu. Iwan menilai, keunggulan-keunggulan itu akan membuat pasar properti di Sydney menjadi cukup prospektif.
Investor Indonesia ditunggu
Situasi ekonomi yang mendukung pertumbuhan sektor properti, tak ayal membuat Crown berharap minat investor bukan cuma dari Australia saja. Crown juga berharap peminat investor properti dari China dan Indonesia juga melirik untuk berinvestasi properti di negeri tetangga itu. Sejauh ini, menurut Bagus, konsumen Crown Group masih didominasi pemodal Australia yakni mencapai 50%. Sedang investor China dan Indonesia masing-masing 30% dan 20%.
Khusus konsumen dari Indonesia, Bagus bilang ada beberapa tipe karakter pembeli produk Crown Group di Australia, yaitu konsumen yang ingin menyekolahkan anaknya di Sydney, konsumen yang ingin pindah ke Sydney, dan investor yang menginvestasikan dananya ke properti di Sydney.
Crown sendiri telah memasarkan empat proyek besar sepanjang Januari hingga Desember tahun lalu, yaitu V by Crown yang terletak di Parramatta dengan nilai investasi Rp 3 triliun, Skye by Crown di North Sydney dengan nilai investasi Rp 2 triliun, Viva by Crown di Top Ryde berkisar Rp 5 triliun, serta Viking by Crown di Waterloo.
"Viva by Crown dan Viking by Crown statusnya sudah terjual habis pada tahun lalu. Sementara untuk Skye by Crown hanya tersisa beberapa unit saja,"ujar Bagus pada KONTAN, Senin (9/3).
Untuk pasar di Indonesia, Bagus bilang pihaknya menargetkan penjualan di Indonesia pada tahun lalu mencapai AUS $ 30 juta atau setara dengan Rp 304 miliar. Target tersebut mampu dicapai hanya dari hasil penjualan proyek Sydney by Crown yang diluncurkan di Jakarta pada November 2014 lalu. Proyek Sydney by Crown pada tahun lalu berhasil menghasilkan lebih dari Rp 1,7 triliun dalam kurun waktu empat jam.
Sementara itu, untuk proyek Crown Group di Indonesia pada tahun ini, Bagus belum bisa memberikan informasi terperinci. Pihaknya baru akan memberikan penjelasan dalam kurun beberapa bulan ke depan.
Secara keseluruhan, Crown Group sendiri saat ini telah memiliki nilai proyek lebih dari Rp 48 triliun dalam lini usahanya yang terdiri dari empat proyek besar; yaitu V by Crown, sebuah menara hunia 29 lantai di Parramatta, Skye by Crown sebuah hunian vertical 20 lantai yang ikonik di North Sydney, Crown Ashfield, di kawasan barat Sydney yang sedang berkembang dan Sydney by Crown di jantung CBD kota Sydney.
Perusahaan ini juga telah berhasil menyelesaikan pembangunan utama di lokasi terbaik Sydney termasuk Bondi, Bondi Junction, Parramatta, Ashfield, Epping, Homebush, Newington, Pennant Hills dan Rhodes dan terakhir Viking by Crown, sebuah hunian vertikal 10- lantai di Waterloo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News