kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.440   0,00   0,00%
  • IDX 7.802   65,52   0,85%
  • KOMPAS100 1.089   10,48   0,97%
  • LQ45 793   4,55   0,58%
  • ISSI 266   4,02   1,53%
  • IDX30 411   2,13   0,52%
  • IDXHIDIV20 477   2,24   0,47%
  • IDX80 120   1,29   1,08%
  • IDXV30 131   2,92   2,28%
  • IDXQ30 132   0,22   0,17%

CSIS: Pelemahan rupiah hanya akan berpengaruh pada komoditas pangan impor


Rabu, 25 Maret 2020 / 11:09 WIB
CSIS: Pelemahan rupiah hanya akan berpengaruh pada komoditas pangan impor
ILUSTRASI. Warga membeli kebutuhan bahan pangan di Pasar Palmerah, Minggu (22/3/2020). Peneliti CSIS menyebut tren pelemahan rupiah hanya akan berpengaruh pada komoditas pangan impor. KONTAN/Baihaki/22/3/2020


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

"Kondisinya sejak periode itu selalu di atas inflasi inti. Hal ini ditengarai diakibatkan permasalahan suplai, seperti gagal panen karena curah hujan yang tinggi dan gangguan lainnya dari sisi suplai," paparnya.

Kemudian, apabila pelemahan nilai tukar rupiah ini terus berlangsung sampai dengan beberapa waktu ke depan, tentu ini bisa jadi ikut memengaruhi harga bahan pangan pokok non impor. Ini dikarenakan, harga bahan pangan atau bahan pokok, baik impor maupun non impor dipengaruhi oleh permintaan dan suplai.

Baca Juga: Pasokan makanan cukup, BI optimistis inflasi Maret 2020 sebesar 0,11%

Untuk mengantisipasi dampak negatif yang akan terjadi ke depannya, Fajar mengatakan pemerintah dapat melakukan beberapa cara. Contohnya, seperti melakukan operasi pasar melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Bulog.

"Pemerintah juga bisa memberikan subsidi dan bantuan sosial melalui bantuan pangan nontunai (BPNT) dan bantuan langsung tunai (BLT), bagi masyarakat yang rentan terkena imbas kenaikan harga pangan, yaitu masyarakat berpendapatan rendah atau miskin," kata Fajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×