Reporter: Femi Adi Soempeno, Bloomberg |
JAKARTA. Harga jagung maupun kedelai kemungkinan naik minggu ini ditengah spekulasi tingginya curah hujan di Amerika Serikat (AS) dan panasnya kondisi di China yang kemungkinan akan merusak panenan.
Sebanyak 24 dari 30 trader dan analis yang disurvei oleh Bloomberg menyatakan, harga jagung kemungkinan akan meningkat untuk minggu yang ketiga secara berturut-turut. Sementara itu, 25 dari 31 responden menyatakan harga kedelai akan meningkat.
Minggu lalu, kontrak jagung untuk pengiriman Desember naik 2,8% menjadi $3.9525 per bushel di Chicago Board of Trade. Sedangkan kontrak kedelai untuk pengiriman November juga melonjak 5,2% menjadi US$9.5325 per bushel.
Berdasarkan data yang dirilis oleh US Department of Agriculture (USDA), produksi jagung Indonesia tahun 2010/2011 naik tipis dari tahun 2009/2010 yang mencapai 8,3 juta metrik ton, menjadi 8,4 juta metrik ton. Produksi jagung Indonesia dua tahun belakangan belum bisa menyamai produksi tahun 2008/2009 yang menyentuh 8,7 juta ton.
Produksi jagung tersebut tidak seimbang dengan konsumsi jagung nasional. Tahun ini, USDA mencatat konsumsi jagung Indonesia diperkirakan mencapai 9,3 juta ton, naik dari tahun lalu yang mencapai 9 juta ton.
Konsumsi jagung Indonesia
(data USDA)
2006/2007 8,1 juta ton
2007/2008 8,5 juta ton
2008/2009 8,9 juta ton
2009/2010 9 juta ton
2010/2011 9,3 juta ton
Produksi jagung Indonesia
(data USDA)
2006/2007 7,85 juta ton
2007/2008 8,5 juta ton
2008/2009 8,7 juta ton
2009/2010 8,3 juta ton
2010/2011 8,4 juta ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News