Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor rumput laut Indonesia dalam tren mendaki. Tapi kondisi cuaca yang terlalu kering bisa menjadi masalah.
Mengutip data Badan Pusat statistik, periode Januari hingga Agustus 2018, senilai US$ 129,92 juta alias naik 54,46% dari kinerja periode sama tahun lalu di US$ 84,12 juta.
Safari Azis Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) menyampaikan kinerja tersebut kurang lebih sesuai dengan data yang ia miliki. Namun kedepan, produksi rumput laut bisa terganggu bila cuaca terus dalam keadaan esktrim.
"Cuaca kering bagus sepanjang temperatur dan kadar garam tdk terlalu tinggi," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (10/8).
Adapun harga rumput laut menurutnya dalam keadaan baik, dimana jenis Eucheuma cottonii berada di kisaran Rp 16.000 per kilogram bila dijual dalam keadaan kering. Harga ini mengikuti perkembangan valuasi dollar, dimana sebelum gejolak rupiah dan dollar, harga rumput laut berada di Rp 15.000 per kilogram.
Rumput laut memang menjadi komoditas yang kuat dalam ekspor. Pasalnya negara seperti Amerika Serikat (AS) dan China memiliki permintaan yang besar untuk mengolah rumput laut tersebut menjadi bahan makanan.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, nilai ekspor perikanan pada periode Semester pertama 2018 terus mengalami kenaikan. Pada rumput laut juga mengalami kenaikan ekspor 59,87% jadi US$ 128,65 juta dan volume naik 13,02% jadi 92.680 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News