kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Cukupkah mekanisme safeguard untuk lindungi industri dalam negeri?


Rabu, 04 Desember 2019 / 21:57 WIB
Cukupkah mekanisme safeguard untuk lindungi industri dalam negeri?
ILUSTRASI. Pekerja memproduksi kaos di industri tekstil PT Lima Satria, Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/10). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww/18


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

Senada, Sekretaris Jenderal Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan bahwa upaya tindakan pengamanan juga perlu dibarengi dengan upaya perbaikan daya saing untuk menurunkan biaya produksi.

Menurutnya, industri tekstil saat ini tengah mengalami permasalahan daya saing akibat beban biaya usaha yang berada di luar kendali perusahaan seperti misalnya harga gas. Ia mencatat harga gas rata-rata yang musti dibayar oleh pelaku industri tekstil di sektor hulu berada di kisaran US$ 9,8 /mmbtu hingga US$ 10,6 / mmbtu. 

Baca Juga: Mondelez Indonesia akan hadirkan berbagai produk dangan inovasi baru

Sementara itu biaya gas di negara-negara produsen tekstil lain memiliki harga yang lebih rendah. Fenomena ini dapat dijumpai pada negara-negara seperti Cina yang memiliki harga gas US$ 6,5/mmbtu, Vietnam US$ 7,5/mmbtu, dan US$ India US$ 4/mmbtu. Padahal, biaya gas memiliki porsi yang cukup besar dalam beban biaya produksi pelaku industri tekstil, yakni di kisaran 22%-25%.

Di samping itu, ia juga menilai bahwa selain menyasar produk hulu, upaya tindakan pengamanan juga perlu dikenakan pada produk-produk hilir seperti misalnya produk garmen. Pasalnya, kuat atau tidaknya industri produk tekstil di sektor hilir sangat mempengaruhi serapan tekstil di sektor hulu.

“Karena kalau hilirnya banjir impor maka safguard di hulu jadi akan percuma, demand dari hilirnya tidak ada,” jelas Redma kepada Kontan.co.id (4/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×