Reporter: Femi Adi Soempeno, Bloomberg |
MUMBAI. Produksi gula di Maharashtra, kawasan penghasil gula terbesar di India, anjlok sebesar 29% di musim gula yang dimulai per 1 Oktober. Curah hujan yang tinggi yang menggerojok kawasan ini telah memperlambat panenan.
Penggilingan tebu memproduksi sekitar 408.000 metrik ton hingga 20 November 2010; bandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sempat menyentuh 573.000 ton. Hal ini ditegaskan oleh Prakash Naiknavare, Managing Director Maharashtra State Cooperative Sugar Factories Federation Ltd. Hanya 5 juta ton tebu yang dicacah; 20% lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Tertundanya panenan tebu di India kemungkinan akan mendesak pemerintah untuk mengambil keputusan untuk membebaskan ekspor gula ke pasar internasional. Terang saja; bila hal ini terjadi, maka reli harga gula yang sudah meningkat sebesar 72% dalam enam bulan terakhir ini akan terus berlanjut
"Penundaan ekspor gula dari India akan membikin harga gula melonjak," kata Nirmal Shah, Analis Alchemy Share & Stock Brokers.
Harga raw sugar untuk pengiriman Maret terkikis 7,1% menjadi 26,15 sen per pound di ICE Futures U.S. di New York pada akhir pekan lalu. Harga gula putih untuk pengiriman Maret juga anjlok sebesar 4,2% menjadi to US$ 679,10 per ton di London pada hari yang sama. Harga gula tertinggi dalam 29 tahun terakhir tercatat pada 9 November 2010 lalu.
Berdasarkan hitungan petani yang diwawancara SGS SA untuk Bloomberg, India kemungkinan memproduksi gula sebesar 23,27 juta ton; atau 8,7% lebih rendah ketimbang yang diprediksi oleh asosiasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News