kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Petani tebu keluhkan anomali musim


Rabu, 06 Oktober 2010 / 07:00 WIB
Petani tebu keluhkan anomali musim


Reporter: Fitri Nur Arifenie |

JAKARTA. Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil menyatakan, akibat anomali musim, produksi gula Jawa Timur turun sebesar 360.000 ton atau rata-rata sebesar 2 ton per hektar. Rendemen gula pun ikut turun; pada musim giling tebu tahun lalu, rendemen gula bisa mencapai 8%, pada tahun ini, rendemen gula hanya sebesar 6%.

"Ini sangat ironi, tahun ini petani kehilangan pendapatan 2 ton gula dalam tiap hektar, karena rendemen sangat rendah, hanya mencapai 6%. Padahal tahun lalu rendemen kita sudah mencapai 8%," kata Arum Sabil.

Anomali cuaca membuat musim giling tebu mundur; ujung-ujungnya, produksi gula nasional pun merosot. PTPN XI bahkan menghitung, anomali iklim berpotensi menggagalkan produksi gula sebesar 2,7 juta ton; sehingga sangat memungkinkan menambah stok gula dari pasar impor.

Namun, bukan hanya Indonesia yang mengalami gangguan iklim ini. Pakistan bahkan dikabarkan bakal mengimpor 500.000 ton gula dalam bentuk raw sugar menyusul produksi yang hanya mencapai 3,8 juta ton, sedang konsumsi 4,3 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×