kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Petani tebu keluhkan anomali musim


Rabu, 06 Oktober 2010 / 07:00 WIB
Petani tebu keluhkan anomali musim


Reporter: Fitri Nur Arifenie |

JAKARTA. Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil menyatakan, akibat anomali musim, produksi gula Jawa Timur turun sebesar 360.000 ton atau rata-rata sebesar 2 ton per hektar. Rendemen gula pun ikut turun; pada musim giling tebu tahun lalu, rendemen gula bisa mencapai 8%, pada tahun ini, rendemen gula hanya sebesar 6%.

"Ini sangat ironi, tahun ini petani kehilangan pendapatan 2 ton gula dalam tiap hektar, karena rendemen sangat rendah, hanya mencapai 6%. Padahal tahun lalu rendemen kita sudah mencapai 8%," kata Arum Sabil.

Anomali cuaca membuat musim giling tebu mundur; ujung-ujungnya, produksi gula nasional pun merosot. PTPN XI bahkan menghitung, anomali iklim berpotensi menggagalkan produksi gula sebesar 2,7 juta ton; sehingga sangat memungkinkan menambah stok gula dari pasar impor.

Namun, bukan hanya Indonesia yang mengalami gangguan iklim ini. Pakistan bahkan dikabarkan bakal mengimpor 500.000 ton gula dalam bentuk raw sugar menyusul produksi yang hanya mencapai 3,8 juta ton, sedang konsumsi 4,3 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×