kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Curhatan pengrajin batik Ternate yang merasakan pukulan pandemi Covid-19


Kamis, 25 Juni 2020 / 10:55 WIB
Curhatan pengrajin batik Ternate yang merasakan pukulan pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Salah satunya ialah Kustalani, pengrajin Batik Tubo, batik khas Ternate. Ia menceritakan pukulan hebat pada usahanya sejak adanya pandemi


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) yang datang ke Indonesia sejak Maret lalu menghajar hampir seluruh sektor perekonomian. UMKM menjadi pelaku usaha yang rasakan dampak terdalam saat pandemi Covid-19, terutama UMKM yang berada di kawasan wisata.

Salah satunya ialah Kustalani, pengrajin Batik Tubo, batik khas Ternate. Ia menceritakan pukulan hebat pada usahanya sejak adanya pandemi.

Ditutupnya wisata membuat pasar produk Kustalani ikut tertutup, lantaran selama ini ia memang mengandalkan dari pengunjung atau wisatawan di Ternate, Maluku Utara.

"Jadi kalau berapa besar dampak, besar pasti. Potensi market kita terhalang sama korona, jadi ketergantungan dari wisatawan yang berkunjung ke Maluku Utara. Dan tiga bulan ini ngga ada tamu yang datang. Stop semua wisata kan," jelas Kustalani kepada Kontan.co.id pada Rabu (24/6).

Baca Juga: Asuransi Jasindo sudah gelontorkan Rp 2,446 miliar untuk UMKM tahun ini

Dampaknya selama tiga bulan kemarin, Ia tak mendapatkan pemasukan. Kustalani menyebut omzetnya dapat dikatakan nihil. Dia juga terpaksa merumahkan keenam pegawainya.

Tak habis ide, Ia melihat ada peluang dengan adanya anjuran penggunaan masker kain selama pandemi Covid-19. Kustalani lantas beralih membuat batik buatannya menjadi masker kain. Untuk menarik pembeli, Kustalani juga menerima pemesanan masker kain batiknya sesuai nama pemesan.

Namun sayang, Kustalani merasa bahwa pasar masker kain batiknya masih belum begitu besar, terutama di Ternate. Ia berharap Pemerintah Daerah dapat membantunya dan pelaku usaha lain di Ternate untuk dapatkan pasar di tengah pandemi ini. Salah satunya Ia berharap adanya prioritas kepada produk lokal Ternate yang digunakan pemerintah daerah.

Pada bulan ramadan lalu Pemda setempat disebut Kustalani sudah membantu dengan membeli produk makanan UMKM Ternate sebagai parcel lebaran. Ia juga berharap giat memakai produk lokal juga dapat digalakkan pemerintah daerah agar pelaku usaha UMKM di Ternate bisa berdaya di tengah pandem saat ini.

Baca Juga: Hore! Pemerintah berjanji insentif kartu prakerja cair pekan ini...

"Omzet sebelum pandemi itu Rp 20 juta, nah pas pandemi itu nihil ya. Sekarang buat masker kain batik tubo, sebulan ada pemasukan Rp 5 juta - Rp 6 juta, Alhamdulillah," ungkapnya.

Masker kain batik tubo dibanderol Kustalani Rp 15.000 satu buah. Dalam tiga sampai empat hari ia mampu memproduksi 200 potong masker kain.

Oh iya, Kustalani juga menuturkan bahwa produk masker kain batiknya tak hanya jadi produk di kala pandemi saja. Ia melihat peluang bahwa masker main buatannya bisa jadi salah satu souvenir bagi wisatawan kelak saat wisata di Ternate kembali dibuka.

"Masker kain ini setelah pandemi ini bisa jadi cinderamata ketika orang datang ke Ternate. Bisa jadi peluang bisnis berkepanjangan. Ada rencana masuk ke Sarinah Online baru kerjasama, nanti rencana baru jalan Juli awal kemungkinan action penjualan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×