Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Rencana PT PGN Tbk mengambilalih saham Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Gas hanya isapan jempol belaka.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan, surat instruksi yang dikeluarkannya pada Rabu (7/5) agar direksi Pertamina menyerahkan saham Pertamina di Pertagas kepada PGN hanyalah ancaman belaka.
Menurut Dahlan Iskan, sejarahnya, dua perusahaan plat merah yang bergerak di sektor hilir gas ini selalu "bertengkar" dan bersaing secara tidak sehat.
Akibat "pertengkaran" dan persaingan tidak sehat itu, negara yang menjadi korban.
"Banyak infrastruktur yang harusnya dibangun, karena persaingan tidak sehat negara jadi korban," ujar Dahlan Iskan, Senin (12/5).
Dahlan Iskan mengaku, dirinya sudah mencoba mendudukan dan mensinergikan dua perusahaan hilir gas ini, tetapi selalu gagal.Karena itulah, ia mengeluarkan jurus pamungkas.
"Kemudian saya ancam dengan pennggabungan," cerita dia.
Setelah ancaman itu, klaim Dahlan, PGN dan Pertagas sudah mau bersinergi dan bekerja sama. "Ternyata sekarang mereka sudah baik, sudah mau saling mengalah, saling bekerja sama," jelas dia.
Buktinya, kata Dahlan, pembangunan jaringan pipa gas Cirebon-Semarang yang selama ini terkendala, sekarang sudah disepakati siapa yang akan membangun.
"Banyak hal di bidang gas yang dulu dua perusahaan ini saling lirik dan bersaing btidak sehat negara jadi korban," tambah dia.
Karena itu, kata dia, surat instruksinya agar direksi Pertamina menyerahkan saham Pertamina di Pertagas kepada PGN kehilangan urgensinya.
Goreng saham PGN
Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu Ugan Gandar mensinyalir kebijakan Dahlan Iskan ini ditunggangi oleh ulah sekelompok orang yang mau menggoreng harga saham PGN.
Akhir-akhir ini, kata dia,harga saham PGN memang meluncur turun terus.
"Siapa yang akan menangguk keuntungan ini dengan mengorbankan Pertamina sebagai perusahaan minyak nasional?Jangan berkilah demi rakyat dan demi rakyat tetapi ujungnya tidak demikian" jelas dia.
Menurut Ugan perlu dicermati siapa saja pemilik saham publik PGN sebesar 43% .
"Sudah barang tentu ada pihak-pihak yang diuntungkan. Coba pelajari dari mana datangnya Presiden Direktur PGN," ujar Ugan.
Namun, Dahlan Iskan dengan tegas membantah isu penggabungan Pertagas dan PGN yang dilemparkannya hanya sekadar untuk menggoreng saham PGN.
"Suruh buktikan. Saya tidak punya saham apa-apa," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News