kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dari industri makanan-minuman sampai mainan resah dengan pelemahan rupiah


Rabu, 25 Maret 2020 / 13:55 WIB
Dari industri makanan-minuman sampai mainan resah dengan pelemahan rupiah
ILUSTRASI. penjualan makanan minuman ringan mamin di gerai ritel minimarket mini market Indomaret. Dari industri makanan-minuman sampai mainan resah dengan pelemahan rupiah. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pelaku industri manufaktur mulai resah dengan keadaan kurs rupiah terhadap dolar yang makin melemah. Pasalnya, tidak semua bahan baku bisa dipenuhi dari dalam negeri sehingga mau tidak mau pelaku industri harus merogoh kocek lebih dalam untuk impor. 

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman se-Indonesia (Gapmmi) sampai rela keuntungan tergerus untuk menutupi beban bahan baku yang makin membengkak. Adhi S Lukman, Ketua Umum Gapmmi menjelaskan sementara ini pelaku industri makanan masih menggunakan acuan kurs normal. 

Baca Juga: Pertamina: Pelemahan rupiah belum berdampak ke perubahan harga BBM

Meski Adhi tidak memerinci berapa acuannya, "Dalam situasi saat ini lebih memilih mengorbankan untung dibanding harus menaikkan harga jual meskipun kondisi rupiah saat ini akan berpengaruh ke harga pokok," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (24/3). 

Adhi menyatakan dalam menyikapi hal ini tentu masing-masing perusahaan mamin sudah melakukan efisiensi. "Namun Gapmmi tidak sampai mengikuti bisnis perusahaan dengan rinci," ungkapnya. 

Tapi Adhi memastikan, sementara ini tidak ada laporan pemangkasan karyawan di tengah kondisi saat ini. 

Pelaku industri lainnya yakni Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) khawatir pelemahan kurs rupiah terhadap dolar bisa berdampak pada penyesuaian harga kendaraan bermotor mobil (KBM). 

Baca Juga: CSIS: Pelemahan rupiah hanya akan berpengaruh pada komoditas pangan impor

"Mudah-mudahan pelemahan rupiah tidak berlangsung lama, kalau lama maka akan terjadi penyesuaian harga KBM dan ini akan berakibat menurunnya angka penjualan," jelas Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto. 

Jongkie belum mau berkomentar banyak soal industri dan penjualan otomotif. Katanya saat ini lebih baik berharap agar wabah corona segera berakhir. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×