Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Lantas bagaimana DCI bisa mempertahankan semua komputer dan server di data center tetap bekerja? Menurut Toto, perusahaannya sengaja menyediakan dua sumber daya listrik yakni dari PT Cikarang Listrindo dan dari PT PLN.
"Kami menyambungkan data center kami ke dua sumber daya. Jadi kemungkinan kedua sumber daya itu mati bersamaan sangat kecil," tegas Toto yang sebelumnya tercatat sebagai pendiri PT Sigma Caraka, sebelum kemudian diakusisi Telkom.
Ditanya mengenai berapa investasi yang digelontorkan untuk membangun data center bersertifikasi Tier IV, Toto enggan untuk membeberkannya.
"Dana yang kami investasikan untuk membangun data center Tier IV, 70 % lebih banyak yang diperlukan untuk membangun data center Tier III," kata Toto.
Investasi tersebut, menurut Toto, lebih banyak dialokasikan untuk pengadaan perangkat seperti server, pendingin, dan UPS, ketimbang untuk pembangunan fasilitas gedung sendiri.
Untuk semakin memperkuat pelayanan, DCI juga sejak 2013, telah bermitra dengan Equinix, sebuah perusahaan data center global yang beroperasi di 44 negara di dunia dan terkoneksi ke lebih dari 9.500 pelanggannya di seluruh dunia.
Dengan begitu, sebagai cloud and carrier neutral data center, DCI menyediakan jasa kepada penyedia layanan cloud dan telekomunikasi dengan infrastruktur kelas dunia.
Dengan layanan seperti itu, siapakah klien-klien DCI? Hingga kini, DCI tercatat telah melayani klien dari berbagai bank, asuransi, perusahaan telekomunikasi, e-commerce dan cloud, baik nasional maupun multinasional.
"Selama ini klien kami mayoritas perusahaan finansial dan multinasional," tutur Toto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News