Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Energi Nasional (DEN) menyatakan kinerja operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) positif lantaran berpedoman pada asas perlindungan lingkungan.
Hal tersebut disampaikan dalam kunjungan DEN untuk melaksanakan pengawasan Perpres No. 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), khususnya terkait dengan pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Anggota Dewan DEN, Yusra Khan mengatakan, kunjungan DEN tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa pengendalian pencemaran lingkungan di PLTU telah berjalan dengan baik dan mendapatkan masukan dari seluruh pemangku kepentingan di sektor energi listrik, terutama dalam pemanfaatan batubara pada unit pembangkit secara berkelanjutan.
Baca Juga: PLTU Menolak Disudutkan Terkait Polusi di Ibu Kota
Yusra menyaksikan PLTU Jawa 7 merupakan salah satu unit pembangkit yang handal dalam memasok listrik pada sistem transmisi Jawa-Madura-Bali dengan tetap memperhatikan lingkungan sebagai aspek utama yang perlu dijaga kelestariannya, melalui penerapan teknologi-teknologi ramah lingkungan (Clean Coal Technology/CCT).
“Dari kunjungan kami, diskusi, dan peninjauan on the spot ke berbagai area operasionalnya, kami melihat bahwa pembangkit listrik ini dijalankan dengan sistem yang sudah maju dan memperhatikan lingkungan, serta keselamatan kerja, serta kesehatan dari pekerja yang ada di dalam perusahaan ini, “ kata Yusra dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (26/8).
Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Asap PLTU Sumbang 25% Polusi Udara
Adapun, manajemen PLTU Jawa 7 memiliki komitmen yang tinggi dalam memproduksi energi listrik yang ramah lingkungan. Pengoperasian PLTU Jawa 7 menggunakan teknologi-teknologi mutakhir yang ramah lingkungan tersebut sekaligus merupakan mitigasi atas emisi gas rumah kaca, sehingga PLTU Jawa 7 menjadi lebih aman dari risiko kebakaran dan lebih ramah lingkungan.
Untuk diketahui, PLTU Jawa 7 mulai beroperasi sejak Desember 2019, menjadi PLTU pertama dengan kapasitas terpasang per Unit terbesar yang menggunakan teknologi Ultra Super Critical (USC) sehingga memiliki efisiensi 15% lebih tinggi dibandingkan dengan PLTU Non-USC dan emisinya rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News