kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dewan Rempah: Potensi ekspor rempah masih sangat besar


Minggu, 08 April 2018 / 17:43 WIB
Dewan Rempah: Potensi ekspor rempah masih sangat besar
ILUSTRASI. Pengepul biji kemiri


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Rempah Indonesia mengatakan potensi ekspor rempah-rempah masih sangat besar. Hal ini dikarenakan negara asing seperti negara-negara di Eropa sangat membutuhkan rempah dari Indonesia.

Ketua Umum Dewan Rempah Indonesia Gamal Nasir berpendapat produksi rempah di Indonesia tahun ini masih terlihat stagnan, atau tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya. Ini akibat dampak tanaman yang sudah tua dan kurang terawat.

Sayangnya, Gamal tidak membeberkan berapa besar perkiraan produksi rempah-rempah tahun ini. Dia hanya mengungkap bahwa produksi rempah di Indonesia masih di bawah 1 ton per hektare.

Untuk meningkatkan produksi rempah di Indonesia, pemerintah berupaya melakukan peremajaan (replanting). Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan membagikan benih. Padahal, menurut Gamal, tidak hanya replanting saja, tetapi diperlukan intensifikasi dan proses pendampingan pada petani.

"Membagikan bibit ke petani hasilnya akan lama. Mengapa tidak intensifikasi atau melihat apa kendala ekspor kita. Harusnya dilakukan penyuluhan ke petani sehingga kualitas baik dan ekspor meningkat," ujar Gamal kepada Kontan.co.id, Minggu (8/4).

Gamal membeberkan, dengan meningkatnya ekspor maka akan membantu meningkatkan harga dan menumbuhkan gairah petani untuk menanam rempah.

Sayangnya, dalam beberapa waktu terakhir Indonesia mengalami kendala dalam mengekspor rempah. Hal ini berkaitan dengan mutu rempah yang diekspor.

Karena alasan tersebut, Gamal meminta pemerintah melakukan pendampingan untuk meningkatkan kualitas rempah. "Saya kira petani rempah kita masih kurang pendampingan. Dengan pendampingan maka akan mengurangi penolakan negara lain," tambah Gamal.

Selain melakukan replanting, Gamal juga berpendapat perlu dilakukan pemupukan secara intens sehingga produktivitas kebun semakin meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×