Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perusahaan eksportir produk kelautan PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk dengan kode emiten DSFI membukukan penjualan yang lumayan kinclong sepanjang tahun 2014. Perusahaan yang bermarkas di Priok, Jakarta Utara ini mencatatkan penjualan sekitar Rp 450 miliar atau naik 30% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp 345 miliar
Presiden Direktur DSFI J Sarsito mengatakan, volume penjualan produk perikanan mencapai 6.750 ton sepajang 2014 atau naik sekitar 20% dibandingkan tahun 2013 sebesar 5.800 ton. Sebanyak 95% produk DSFI tersebut diekspor ke mancanegara dan 5% dijual di dalam negeri. "Kami memang fokusnya pasar ekspor," ujar Sarsito kepada KONTAN di kantornya, Selasa (27/1) kemarin.
Sarstio menjelaskan DSF memproduksi aneka jenis produk kelautan yang diminati di pasar global. Produk DSF telah diekspor ke Amerika Serikat (AS), Amerika Latin, Eropa, Rusia, Jepang dan Australia. Produk yang dijual antara lain ikan tuna, fillet, cumi-cumi (octopus), dan ikan sotong (cuttle fish). Ekspor terbesar DSFI adalah AS sekitar 30% disusul Eropa sekitar 28%, Jepang 15%, Australia di bawah 10% dan sisanya di negara-negara lain tujuan ekspor.
Sarstio menjelaskan keuntungan yang diperoleh tahun 2014 ini tidak jauh berbeda dengan tahun 2013 lalu. Ia menuturkan pada tahun 2013 lalu pihaknya membukukan laba bersih sebesar Rp 11,7 miliar dari omzet penjualan sebesar Rp 345 miliar. "Kami perkirakan keuntungannya hampir sama dengan tahun lalu," ujar Sarsito. Kendati begitu Sarsito masih belum menyebutkan angka pastinya karena belum dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Untuk tahun 2015, Sarsito menargetkan kinerja perusahaan ditingkatkan lagi. Bila sepanjang tahun 2014 rata-rata produksi sebesar 450 ton per bulan, maka tahun 2015 ditargetkan bisa mencapai 500 ton per bulan. "Kami targetkan peningkatan produksi mencapai 10% hingga 15%," terangnya.
Sarsito mengatakan, tantangan yang dialami DSFI menembus pasar ekspor tidaklah mudah. Ia bilang, negara-negara maju seperti AS, Eropa, Jepang dan Australia memberikan persyaratan ketat terhadap produk-produk kelautan yang masuk ke negaranya. Baik itu dalam segi higienis maupun kandungan kimia dan logam. Namun sejauh ini, DSFI bisa memenuhinya.
Direktur Marketing DSFI Herman Sutjiamidjaja menambahkan pihaknya optimis dibawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang fokus mengembangkan kemaritiman, kinerja perusahaan yang fokus di bidang kelautan bisa meningkat. Optimisme itu didasarkan pada meningkatnya harga saham DSFI sejak Jokowi mulai memerintah.
Namun di sisi lain, kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti dikhawatirkan bisa menghambat produksi ikan dalam negeri lantaran banyak pelaku usaha perikanan yang tidak dapat beroperasi karena aturan yang semakin diperketat. "Tapi kami tetap optimis pertumbuhan produksi perusahaan tetap lancar," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News