kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah pandemi, pencarian informasi properti melalui platform digital meningkat


Jumat, 02 Oktober 2020 / 19:10 WIB
Di tengah pandemi, pencarian informasi properti melalui platform digital meningkat
ILUSTRASI. Situs penjualan properti. KONTAN/Daniel Prabowo/06/07/2014


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Markplus Inc, lembaga riset marketing mencatat jika pencarian informasi mengenai properti menggunakan platform digital semakin menjadi primadona bagi masyarakat di tengah pandemi.

Hal ini sesuai dengan hasil survei cepat yang dilakukan MarkPlus, Inc. pada 68 responden di seluruh Indonesia yang didominasi oleh masyarakat non-Jabodetabek sebesar 54,4% dengan profil 25% belum memiliki hunian.

Menurut Senior Associate MarkPlus, Inc. Irfan Setiawan, jika sebelumnya masyarakat lebih memilih mengunjungi marketing gallery atau mengunjungi langsung rumah yang dijual saat ini media digital menjadi pilihan utama.

Sebesar 51,5% responden mencari informasi properti melalui website para developer, lalu 45,6% situs agregator properti, dan sebanyak 41,2% menggunakan media sosial.

“Yang menarik adalah sosial media, mereka menggunakannya untuk melihat bagaimana design interior dan interior properti,” paparnya dalam The 2nd MarkPlus Industry Roundtable: Property Industry Perspective yang diselenggarakan oleh MarkPlus pada Jumat, (2/10) 2020 via daring.

Lebih lanjut, untuk mendukung interaksi, sebesar 55,9% responden berharap adanya konsultasi secara virtual melalui video conference, lalu 52,9% virtual tour untuk melihat interior dan eksterior, dan 51,5% penggunaan teknologi augmented atau virtual reality (AR/VR).

Baca Juga: Hanya berlaku 6 bulan, REI sebut insentif KPR 6% tidak berefek besar

"Ketiga aspek tersebut bisa menjadi peluang emas bagi pengembang properti untuk berinovasi dalam menciptakan pengalaman baru bagi masyarakat secara digital," lanjut dia.

Aksesibilitas terhadap fasilitas publik, ketersediaan internet dan lokasi yang strategis masih akan menjadi pertimbangan utama bagi calon pembeli hunian. Namun, preferensi aspek kesehatan juga dinilai penting oleh responden seperti akses terhadap fasilitas kesehatan sebesar 58,8% dan diterapkannya protokol kesehatan di area hunian sebesar 42,6%.

Setelah hidup bersama pandemi COVID-19 selama tujuh bulan, masyarakat pencari hunian saat ini telah beradaptasi dengan gaya hidup baru yang mempertimbangkan protokol kesehatan lain selain penggunaan masker dan fasilitas sanitasi.

"Tidak hanya sanitasi, namun juga ekslusif akses. Mereka ingin ada screening ketat untuk orang yang keluar masuk. Ketersediaan protokol tersebut perlu dikomunikasikan kepada masyarakat dan bisa menjadi pembeda dengan properti lain," ujarnya.

Selanjutnya: REI: Masa pandemi, hanya segmen rumah bersubsidi yang masih bertahan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×