Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, sejumlah perusahaan dari lintas sektor merilis produk immunomodulator yakni obat dari bahan alami yang berfungsi meningkatkan imunitas.
Ada tiga perusahaan yang belakangan merilis produk peningkat imun, yakni Martha Tilaar Group yang merilis Berto Imunku, PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) merilis Herbamuno+, dan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) merilis Avimac. Ketiganya melihat potensi bisnis di industri jamu yang cerah sehingga sudah menyiapkan sejumlah agenda bisnis supaya produknya bisa maksimal terserap di pasar.
Chief Financial Officer Mustika Ratu Jodi Andrea Suryokusumo mengatakan adanya kejadian pandemi Covid-19, masyarakat menjadi lebih sadar akan fungsi jamu untuk menjaga imunitas. Ada satu resep herbal khusus untuk meningkatkan imunitas, bahasa sainsnya adalah immunomodulator.
Baca Juga: Malindo Feedmill (MAIN) menyiapkan capex US$ 15 juta tahun ini
"Ini (immunomodulator) adalah upgrade dari jamu, kalau jamu dilihat sebagai minuman, kalau immunomodulator ini berbentuk seperti kaplet obat," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (27/1).
Adapun pada akhir tahun lalu, Mustika Ratu merilis produk Herbamuno+ yang merupakan produk immunomodulator yang dibuat dari bahan-bahan alami herbal yaitu sambiloto, akar manis, meniran, jahe emprit, dan daun jambu. Saat ini, Herbamuno+ sedang dalam proses uji klinis untuk menjadi produk fitofarmaka.
Menurut Jodi, industri jamu di Indonesia memiliki pasar yang menarik dan terus mencatatkan pertumbuhan apalagi di tengah pandemi. Mustika Ratu yang awalnya berdiri sebagai perusahaan jamu lalu berkembang menjadi perusahaan kosmetik, menegaskan bakal terus mengembangkan produk jamunya.
Selain merilis produk baru lewat kolaborasi dengan sejumlah ahli, Mustika Ratu juga akan menambah kanal distribusi dengan kerja sama oleh partner yang tepat. MRAT menjalin kerja sama dengan PT Indofarma Tbk (INAF). Adanya kerja sama ini, produk MRAT bisa dijual di rantai distribusi milik Indofarma dan apotek Kimia Farma.
"Segmen ini akan kami tingkatkan sehingga otomatis jamu sebagai pilar penguat kita ke depannya, jadi gak hanya kosmetik," kata Jodi.
Baca Juga: PP Properti (PPRO) masih berhati-hati di tahun ini, tak patok kinerja tinggi
Perusahaan kosmetik lainnya yang juga dikenal sebagai perusahaan jamu, Martha Tilaar Group turut merilis produk immunomodulator di akhir tahun 2020.
CEO Martha Tilaar Group Kilala Tilaar menjelaskan lewat Martha Tilaar Inovation Center, perusahaan menciptakan inovasi baru bernama Berto ImunKu yang berupa cairan herbal dari konsetrat bahan meniran, jahe, kunyit, kencur, temulawak,dan madu. Produk ini sebagai immunomodulator yang mampu meningkatkan imun tubuh secara alami.
"Selain karena kebutuhan di tengah pandemi, kami juga melihat peluang pasar jamu yang luar biasa di Indonesia. Saat ini nilai pasar jamu di Tanah Air kurang lebih Rp 15 triliun yang dari tahun ke tahun selalu mencatatkan kenaikan yang seksi yakni sebesar 10%. Ditambah lagi di masa pandemi, produk jamu semakin digemari banyak kalangan, tidak terbatas umur," jelas dia beberapa waktu lalu.
Kilala mengungkapkan, pada kuartal I-2021 distribusi produk ini akan semakin masif menjangkau ke seluruh Indonesia lewat channel penjualan ke apotek, toko obat, dan supermarket supaya produk ini bisa diakses lebih mudah oleh pelanggan. Namun, Kilala belum bisa memerinci target penjualan produk ini di sepanjang 2021.
Tidak hanya perusahaan kosmetik, distributor alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) ikut meramaikan produk immunomodulator dengan merilis Avimac. Produk ini mendapatkan izin edar produk dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 23 Desember 2020. Adapun saat ini Avimac sedang dalam proses uji klinis phase 3 di BPOM.
Nantinya, proses produksi dilakukan oleh PT Indofarma Tbk (INAF) yang juga sebagai pemilik ijin edar, untuk bahan baku berasal dari PT Neumedik Indonesia sementara IRRA menjadi sole distributor.
Direktur IRRA, Pratoto Raharjo menjelaskan produk Avimac ini adalah produk yang sebenarnya sudah dipasarkan oleh perusahaan afiliasi IRRA di Australia dengan merek 98alive Immune System Support. Pengembangan produk ini di Australia sudah berjalan 5-7 tahun sebelum mendapat persetujuan oleh TGA (BPOm Australia).
Baca Juga: Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) telah serap seluruh dana IPO senilai Rp 93 miliar
Sebagai tahap awal, produksi Avimac ditargetkan sebesar 400.000-500.000 botol dan mulai dipasarkan pada Maret 2021.
"Sekedar perbandingan, produksi 98alive di Australia sudah mencapai 1,5 juta butir di Juli 2020 dengan jumlah penduduk di sana kurang lebih 25 juta-an. Jadi untuk target kami di awal 400.000 – 500.000 botol (1,2 juta – 1,5 juta butir) masih konservatif. Apalagi Avimac peruntukannya bukan hanya untuk Virus Covid tetapi juga demam berdarah," kata Pratoto kepada Kontan.co.id, Kamis (28/1).
Pratoto bilang untuk distribusi, IRRA akan menunjuk sub distributor per-daerah dan juga dapat secara langsung melayani outlet apotek atau toko obat yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu juga dijual melalui online.
Asal tahu saja, Pratoto mengungkapkan Avimac juga sudah digunakan untuk membantu penanganan penyembuhan Covid-19 di Wisma Atlet, bahkan dalam proses izin edar dari BPOM sebelumnya, BNPB ikut mendukung rekomendasi izin edar dari BPOM setelah melihat hasil yang bagus dari Avimac.
Selanjutnya: Sariguna Primatirta (CLEO) optimistis kinerja bisnis tahun ini lebih baik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News