Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
Solusinya, pasca panen diharapkan masyarakat dapat melanjutkan penanam padi untuk menjaga produksi nasional, dengan meningkatkan dukungan pemerintah terkait penyediaan air, irigasi, dan pendukung lainnya.
“Ketidakseimbangan supply-demand beras terlihat juga dari harga beras di pasar saat ini yang mengalami kenaikan. Salah satu contohnya adalah di kawasan Lembang Jawa Barat, harga beras medium per liter Rp 10.000,- (Rp. 12.000 per kilogram), harga tersebut melampaui harga ketetapan pemerintah di kisaran Rp 8.500,” jelas Wahyu.
Baca Juga: HPP berubah, Bulog berharap bisa serap gabah atau beras lebih banyak
Wahyu mengatakan, untuk pengendalian dan stabilitas ketersediaan pangan dan mendorong peningkatan produksi pertanian nasional secara berkesinambungan, sesuai amanah undang-undang, pemerintah untuk segera membentuk Badan Otoritas Pangan, yang akan menjadi regulator dan pengendali pangan nasional serta mengkoordinasikan dengan instansi-instansi terkait.
Meski persediaan beras terbatas,tidak merekomendasikan impor beras untuk saat jangka pendek ini. Karena berdasarkan pengalaman, proses impor juga membutuhkan waktu, realisasinya bisa 2-3 bulan kemudian.
Sementara impor komoditas lainnya seperti gula pasir, bawang bombay, dapat dipertimbangkan. “Saat ini dibutuhkan pendataan stok pangan dari berbagai pihak untuk memperoleh data yang akurat,” kata Lukmanul Hakim, yang juga Ketua Umum ARBI.
Baca Juga: Pengamat: Perubahan HPP membuat Bulog lebih leluasa serap gabah dan beras
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News