kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dian Swastatika menyalakan bisnis listrik


Sabtu, 18 November 2017 / 10:05 WIB
Dian Swastatika menyalakan bisnis listrik


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen batubara, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) masih merealisasikan proyek pembangkit listrik yang sudah mereka dapat. Anak usaha Sinarmas ini juga terus mencari proyek pembangkit listrik swasta atau independen power porducer (IPP) baru PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Hermawan Tarjono, Director & Corporate Secretary Dian Swastatika menyatakan fokus usaha perusahaan ini pada pengembangan bisnis listrik. Ada dua proyek pembangkit listrik tenaga uap batubara (PLTU) yang digarap, yaitu PLTU Kendari III dan PLTU Kalteng I. "Kami fokus menyelesaikan nya," katanya, Jumat (17/11).

Sebagai gambaran, proyek PLTU Kendari III yang berada di Konawe Selatan, Sulawesi Selatan berkapasitas 2x50 MW. Investasi proyek ini mencapai US$ 200 juta dengan target operasi tahun 2019.

Proyek ini menggunakan skema build–own–operate–transfer (BOOT) selama 25 tahun. Dengan skema ini pula, kebutuhan pasokan batubara tidak dipasok oleh DSSA, tetapi melalui PLN.

Sementara proyek PLTU Kalteng I merupakan PLTU mulut tambang. Pasokan batubara PLTU Kalteng 1 diambil langsung dari produksi batubara anak usaha sebanyak 1.5 juta ton per tahun.

Per 30 September 2017, progres pembangunan proyek PLTU Kalteng I baru mencapai 18%, dan ditargetkan beroperasi tahun 2019. Proyek di Tumbang Kajuei, Kalimantan Tengah itu berkapasitas 2x100 MW, serta menggunakan skema BOOT selama 25 tahun. Total investasi proyek Kalteng I mencapai US$ 340 juta. 

Selain proyek yang tengah  masuk tahap konstruksi, DSSA memiliki PLTU Sumsel 5 yang telah beroperasi pada 20 Desember 2016. Kapasitas PLTU Sumsel 5 ini berkapasitas 2x150 MW. 

PLTU ini juga menggunakan skema BOOT selama 25 tahun dengan PLN. Total pasokan batubara untuk PLTU ini mencapai 2 juta ton per tahun.
Untuk membangun PLTU Sumsel 5 ini, DSSA mengeluarkan dana investasi sebesar US$ 400 juta. Sumber pendanaan pembangunan PLTU ini berasal dari ekuitas  20%-25% dan sisanya sebesar 75%-80% dari pinjaman. "Kalau Sumsel dan Kendari pinjaman berasal dari China Development Bank. Kalteng dari bank Mandiri," jelasnya.

Selain tiga proyek tersebut, DSSA tengah menjajaki peluang proyek pembangkit listrik yang lainnya. "Saat ini belum ada proyek yang spesifik," ujar Hermawan. Perseroan ini berupaya menggenjot bisnis listrik supaya bisa bersinergi  dengan tambang batubara. 

Porsi listrik digenjot

Selain memasok listrik ke PLN, perusahaan ini  juga memiliki proyek kelistrikan berbasis captive power. Sebagai gambaran, captive power adalah pembangunan pembangkit untuk mencukupi kebutuhan  listrik sendiri.

Saat ini DSSA sudah memiliki listrik terintegrasi untuk pemakaian sendiri atau captive power berkapasitas 300 MW. Pembangkit ini terdiri dari pembangkit listrik yang berlokasi di Tangerang, Serang, dan Karawang, sebanyak  dua unit. Adapun rata-rata tingkat keterpakaian atau utilisasi pembangkit ini mencapai 70%-80%. 

Oleh karena itu, Hermawan menyatakan bahwa manajemen Dian Swastatika belum berencana menambah captive power. "Sementara belum ada rencana ekspansi captive power. Fokus kami masih di IPP," kata Hermawan.

Lagi pula, ia menandaskan, porsi pendapatan dari kelistrikan akan meningkat jika menggarap IPP. Saat ini, bisnis kelistrikan menyumbang sebesar 20% terhadap pendapatannya. Mayoritas pendatapannya masih ditopang oleh bisnis batubara yang menyokong 50% terhadap total pendapatannya. Pada semester I-2017, pendapatan DSSA naik 64% jadi US$ 544,67 juta. 

Nah, apabila proyek IPP Kalteng dan Kendari beroperasi, Hermawan memproyeksikan, kontribusi pendapatan dari bisnis kelistrikan bisa 40%. Adapun  bisnis batubara menopang 40%, dan sisanya dari usaha lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×