Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Seminggu menjelang Lebaran 2025, penjualan tiket bus antarkota antarprovinsi (AKAP) masih lesu dan belum menunjukkan lonjakan signifikan.
Bahkan, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, penjualannya turun sekitar 20-30%.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Haryono mengungkapkan bahwa tren penurunan ini cukup terasa dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Begini Strategi Mandala Finance Hadapi Lonjakan Kredit Jelang Lebaran
"Jika dibandingkan dengan tahun lalu secara year-on-year, saat ini terjadi penurunan sekitar 25-30%. Artinya, pada H-6 atau H-5 Lebaran, penjualan tiket mengalami sedikit penurunan dibanding tahun lalu," ujar Ateng kepada Kontan.co.id, Selasa (25/3).
Salah satu faktor yang bisa memengaruhi kondisi ini adalah program mudik gratis yang diselenggarakan oleh berbagai pihak.
Namun, Ateng menilai bahwa dampaknya terhadap penurunan jumlah penumpang bus AKAP tidak terlalu signifikan.
"Kami melihat penurunan ini bukan sepenuhnya karena program mudik gratis. Meskipun ada pengaruhnya, tetapi tidak terlalu besar. Lagi pula, tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi kepadatan di jalan," tegasnya.
Ateng menambahkan bahwa program mudik gratis justru bisa menjadi peluang bagi pengusaha otobus jika bus AKAP diberikan prioritas dalam program tersebut.
Baca Juga: H-7 Lebaran 2025, Jasa Marga Catat 603.658 Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
"Jika angkutan AKAP tetap diutamakan dalam program ini, hasilnya akan lebih baik. Tentu saja, bisa juga melibatkan bus pariwisata sebagai cadangan, tetapi bus yang memiliki trayek reguler di AKAP tetap harus mendapat porsi utama," jelasnya.
Saat ini, menurut Ateng, belum ada tiket bus AKAP yang terjual habis. Namun, biasanya mendekati H-1 Lebaran, permintaan tiket cenderung meningkat.
"Kalau ada masyarakat yang datang langsung ke terminal, mereka masih bisa mendapatkan tiket karena armada yang tersedia masih mencukupi," katanya.
Terkait penyebab utama penurunan penjualan tiket bus AKAP tahun ini, Ateng menduga minat pemudik yang berkurang menjadi faktor utama.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Sri Mulyani Sudah Cairkan THR ASN/Pensiunan Rp 39,28 Triliun
Selain itu, tekanan ekonomi, seperti turunnya omzet usaha masyarakat dan meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK), juga turut berkontribusi terhadap rendahnya aktivitas mudik.
"Saya terus memantau kondisi ini dan memperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada 27, 28, dan 29 Maret. Jika ada lonjakan permintaan, tentu kita patut bersyukur," pungkasnya.
Selanjutnya: Utang Luar Negeri Swasta Menurun di Awal Tahun 2025, Sinyal Ekspansi Bisnis Tertekan
Menarik Dibaca: Tes Kesehatan Otak Mudah dengan Aplikasi BrainEye
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News