Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) membidik pertumbuhan kinerja untuk tahun ini seiring potensi peningkatan konsumsi semen di pasar domestik.
Corporate Secretary INTP Dani Handajani menjelaskan, konsumsi semen domestik pada tahun ini diproyeksikan bertumbuh sekitar 1% hingga 3%. Kondisi ini diharapkan menjadi sentimen positif yang dapat ikut mengerek kinerja perusahaan.
"Indocement memperkirakan tahun 2025 bisa tumbuh sejalan atau in-line dengan pertumbuhan konsumsi domestik semen yaitu sekitar 2% an," ungkap Dani kepada Kontan, Jumat (14/12).
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Indocement (INTP) dengan Maraknya Proyek Infrastruktur
Dani menjelaskan, kondisi over supply atau pasokan berlebih masih membayangi industri semen nasional. Belum lagi, pengurangan anggaran infrastruktur yang dinilai akan ikut memberikan tekanan bagi industri semen.
Di tengah berbagai tantangan tersebut, Indocement tetap mengintip peluang pertumbuhan bisnis dari penyelesaian proyek infrastruktur yang sedang berjalan serta program pembangunan 3 juta rumah per tahun serta berbagai program lainnya.
Program-program yang diharapkan dapat memacu kinerja antara lain perbaikan sekolah, diskon PPN sektor properti bagi pemilik rumah baru.
"Juga kami berharap ada dampak dari penurunan suku bunga akan dapat menggerakkan sektor properti dan meningkatkan daya beli," terang Dani.
Dani menjelaskan, kehadiran Program 3 Juta Rumah diperkirakan dapat mengerek kinerja industri semen nasional. Permintaan semen berpotensi meningkat 2,7 ton hingga 3 ton untuk setiap unit rumah.
Dengan perhitungan tersebut, konsumsi semen nasional berpeluang meningkat 4% hingga 5% pada tahun ini
Dani menambahkan, tingkat utilisasi industri semen diharapkan meningkat dari 50% hingga 55% menjadi 55% hingga 60%.
"Indocement akan terus menerapkan strategi untuk menjalankan pabrik-pabrik yang paling efisien baik dalam segi biaya produksi maupun dalam mempertimbangkan biaya logistik sehingga produk-produk Indocement bisa terus menjadi produk yg kompetitif, terjamin ketersediaannya dan dengan kualitas yang selalu kokoh dan terpercaya," pungkas Dani.
Melansir laporan keuangan, INTP mencatatkan pendapatan neto Rp 13,32 triliun per kuartal III 2024. Raihan ini naik 3,03% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 12,92 triliun per kuartal III 2023.
Berdasarkan kelompok usaha, segmen semen menyumbang ke pendapatan neto sebesar Rp 12,53 trilun. Lalu, segmen beton siap pakai sebesar Rp 1,28 triliun dan segmen tambang agregat Rp 177,21 miliar.
Sayangnya, beban pokok pendapatan INTP tercatat Rp 9,23 triliun di akhir September 2024, naik dari Rp 8,83 triliun pada periode sama tahun lalu. Alhasil, laba bruto perseroan turun tipis 0,13% YoY ke Rp 4,08 triliun di akhir kuartal III 2024.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun menjadi sebesar Rp 1,05 triliun per 30 September 2024. Angka ini turun 16,67% YoY dari Rp 1,26 triliun pada periode sama tahun lalu.
Selanjutnya: Sri Mulyani Pastikan Postur Belanja Negara Tak Dikurangi, Hanya Direalokasi
Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Bali, Mayoritas Hujan Menjelang Siang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News