kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.278.000   -12.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.691   38,00   0,23%
  • IDX 8.275   111,21   1,36%
  • KOMPAS100 1.154   17,76   1,56%
  • LQ45 844   12,45   1,50%
  • ISSI 286   3,78   1,34%
  • IDX30 443   6,51   1,49%
  • IDXHIDIV20 512   8,80   1,75%
  • IDX80 130   2,06   1,61%
  • IDXV30 137   1,09   0,80%
  • IDXQ30 141   2,17   1,57%

Dirut IBC Sebut China Ingin Jadikan Indonesia Basis Penjualan Baterai EV ke AS


Senin, 17 Februari 2025 / 13:45 WIB
Dirut IBC Sebut China Ingin Jadikan Indonesia Basis Penjualan Baterai EV ke AS
ILUSTRASI. Presiden Director Indonesia Battery Corporation Toto Nugroho ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/foc. Dirut Indonesia Battery Corporation sebut China tengah pertimbangkan RI sebagai basis produksi dan ekspor baterai kendaraan listrik ke Amerika.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengungkapkan China tengah mempertimbangkan Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor baterai kendaraan listrik (EV) ke Amerika Serikat. Hal ini terjadi sebagai dampak dari tarif tinggi yang diterapkan oleh pemerintah AS terhadap produk baterai asal China.

“Satu hal yang sangat menarik, dengan pemerintah Amerika Serikat memberikan tarif yang cukup signifikan untuk produk-produk dari China, itu sekarang China sangat agresif untuk bisa masuk ke Indonesia dan menjadikan [kita] sebagai basis produksi solusi baterai EV maupun baterai energy storage ke Amerika,” ujar Toto dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Senin (17/2).

Menurut Toto, tarif impor baterai EV dari China ke Amerika Serikat saat ini hampir mencapai 40%. Sementara itu, jika produk yang sama dikirim dari Indonesia, tarifnya diperkirakan hanya sekitar 10%.

Baca Juga: Segar Kumala Indonesia (BUAH) Buka Cold Store di Ternate dan Jayapura

Kondisi ini memberikan keuntungan strategis bagi Indonesia sebagai pusat produksi baterai, tidak hanya untuk kebutuhan domestik, tetapi juga untuk pasar global, termasuk Amerika Serikat.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump secara resmi memberlakukan tarif impor baru sebagai bagian dari perang dagang, dengan bea masuk sebesar 25% terhadap Kanada dan Meksiko serta kenaikan tarif 10% terhadap China.

Kebijakan ini menjadi langkah awal dari serangkaian tindakan yang dijanjikan Trump untuk menargetkan mitra dagang utama AS, termasuk sekutu maupun rival. Tarif ini akan dikenakan di atas bea masuk yang telah berlaku sebelumnya.

Sementara itu, tarif impor komponen baterai non-lithium ion dari China ke AS sebelumnya sudah mencapai 25%, sama seperti baterai lithium-ion yang digunakan untuk kendaraan listrik. Adapun tarif impor kendaraan listrik asal China dikenakan sebesar 100%.

Baca Juga: Eks Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Sebut Tak Tahu Soal Korupsi Rusun Cengkareng

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×