kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Dirut MIND ID Akui Produksi Timah (TINS) Anjlok, Harga Global Melonjak


Rabu, 14 Mei 2025 / 14:46 WIB
Dirut MIND ID Akui Produksi Timah (TINS) Anjlok, Harga Global Melonjak
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/tom. Ada kemerosotan produksi dari salah satu anggotanya, PT Timah (TINS) sepanjang tahun 2024 dibandingkan produksi timah pada tahun 2023.?


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama (Dirut) MIND ID Maroef Sjamsoeddin mengakui ada kemerosotan produksi  dari salah satu anggotanya, PT Timah (TINS) sepanjang tahun 2024 jika dibandingkan pada produksi timah pada tahun 2023.

Dalam paparannya di Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR, Rabu (14/05) Maroef mengatakan bahwa sepanjang 2023, Timah memproduksi 65 ribu ton bijih timah, namun mengalami penurunan pada tahun 2024 sebesar 45 ribu ton.

"Pada tahun 2024 produksi Indonesia menurun dari 65 ribu ton menjadi 45 ribu ton sehingga berkontribusi hanya sekitar 12% dari pasokan timah dunia," kata dia.

Lebih jauh, menurunnya pasokan timah dari Indonesia  mengakibatkan kenaikan harga timah dunia dari harga rata-rata US$ 26.583 per ton pada tahun 2023 menjadi harga rata-rata US$ 31.164 per ton pada tahun 2024. 

Baca Juga: Mind ID dan TINS Garap Logam Tanah Jarang

"Hal tersebut membuktikan pengaruh pasokan timah Indonesia terhadap pasar global," tambahnya.

Masalah Tata Kelola Masih Membayangi Produksi Timah

Menurut Maroef, perubahan serta dinamika regulasi yang terjadi di Indonesia sangat berpengaruh terhadap pasokan harga timah dunia. 

"Hal tersebut mencerminkan perlunya formulasi peraturan yang tepat agar dapat memaksimalkan pendapatan negara khususnya dari komunitas timah," ungkap dia.

Ia juga menjabarkan bahwa Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang ada di dalam lingkungan PT Timah, saat ini tercatat hampir 600 ribu hektar.

"Itu wilayah IUP darat 288.638 hektare. Luas IUP laut 184.672 hektare. Ini kalau dijumlah ada sekitar enam ratusan ribu hektare," tuturnya.

Meski begitu, Maroef bilang saat ini produksi PT Timah hanya 25% dari total produksi bijih timah dalam negeri termasuk produksi dari tambang-tambang timah swasta di Indonesia

"Kalau saat ini produksi perbandingan dari PT Timah dengan yang dari swasta, swasta itu mencapai 75 persen dari produksi yang ada. Sedangkan PT Timah hanya 25 persen," kata dia.

Maroef menyebut bahwa kendala ini terjadi karena adanya tata kelola Timah yang belum berjalan dengan baik.

"Jadi kalau kita lihat besaran luasan lebih besar yang dihasilkan swasta oleh PT Timah. Ini tadi pasti tidak luput dari hal-hal yang antara lain tata kelola yang belum berjalan dengan baik," ungkapnya.

Sebagai informasi, produksi mineral Indonesia mengalami penurunan sepanjang tahun 2024 dibandingkan tahun 2023.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan produksi hampir seluruh mineral logam andalan Indonesia pada 2024 mengalami tren penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. 

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno memaparkan penurunan paling besar terjadi pada komoditas timah, emas, dan tembaga.

Tri menyebut produksi timah anjlok sebesar 41,6% atau dari 68.236 ton pada 2023 menjadi hanya 39.814 ton pada 2024. Diikuti penurunan roduksi emas (bijih DMP) juga terkoreksi tajam hingga 42%, dari 105 ton menjadi 60,8 ton. Dan produksi tembaga turun 25% dari 1,6 juta ton pada 2023 menjadi 1,2 juta ton pada 2024. 

Baca Juga: Genjot Hilirisasi, MIND ID Garap Proyek Tanah Jarang

Selanjutnya: Soal Premanisme di Pabrik Cilegon, Apindo: Ganggu Iklim Usaha

Menarik Dibaca: Harga iPhone 14 Pro Max Mei 2025 Masih Rp 20 Jutaan Seperti Tahun Lalu? Cek di Sini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×