Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih menolak memberi tanggapan lebih jauh mengenai rencana Pemerintah mengucurkan suntikan dana berupa talangan modal kerja BUMN senilai Rp8,5 triliun.
Direktur Utama GIAA, Irfan Setiaputra berkata pihaknya masih berdiskusi mengenai rencana pemerintah tersebut.
Baca Juga: Pemerintah siapkan stimulus perusahaan pelat merah, BUMN mana saja yang dapat?
"Kajian pemerintah masih belum final ya, kita masih diskusi dengan detail. Salah satunya kapan akan dikucurkan dana tersebut kalau memang akan dikucurkan," jelasnya saat dihubungi Kontan, Rabu (13/5).
Sebagai informasi, selain GIAA perusahaan yang rencananya akan menerima talangan modal kerja BUMN adalah Perumnas sebesar Rp 650 miliar dan KAI sebanyak Rp 3,5 triliun.
Kemudian PTPN senilai Rp 4 triliun, Bulog sejumlah Rp 13 triliun, dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sebanyak Rp 3 triliun.
Baca Juga: Terima suntikan PMN sebesar Rp 5 triliun, PLN: Untuk penugasan melistriki 433 desa
Dalam program penyelamatan ekonomi ini, Pemerintah akan mengucurkan dana suntikan total Rp152,15 triliun pada BUMN.
Selama masa pandemi, industri penerbangan ikut terpukul sebagaimana yang dialami oleh Garuda Indonesia.
Perseroan tercatat telah memangkas gaji pegawai dan jajaran direksi untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan di tengah lesunya industri penerbangan, melalui Surat Edaran Nomor JKTDZ/SE/70010/2020.
Baca Juga: Suntik Rp 149 triliun untuk BUMN, begini penjelasan pemerintah
Perusahaan pelat merah tersebut juga telah melakukan renegosiasi pesawat khususnya tipe Boeing 777 dan CRJ 1000 NextGen untuk mengurangi beban operasional akibat tekanan COVID-19.
Selain itu juga memiliki utang yang sudah jatuh tempo senilai US$ 500 juta yang akan jatuh tempo Juni 2020 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News