kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diskusi Chevron dan ENI masih berlangsung, proyek IDD terancam molor


Selasa, 02 Februari 2021 / 17:09 WIB
Diskusi Chevron dan ENI masih berlangsung, proyek IDD terancam molor
ILUSTRASI. PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI)


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) Tahap II diprediksi molor dari target onstream pada tahun 2025 mendatang.

Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengungkapkan, potensi molornya proyek tersebut terjadi karena diskusi alih kelola antara PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan ENI masih berlangsung.

"Menurut saya mundur (dari target), tetapi sekali lagi tergantung skenario pengembangannya," jelas dia kepada Kontan.co.id, Selasa (2/2).

Sebelumnya, pemerintah menargetkan proyek ini bisa tetap berjalan sesuai rencana yang ditetapkan kendati diskusi kedua belah pihak belum menemui kata sepakat.

Namun, Julius memastikan diskusi alih kelola antara Chevron dan ENI untuk Blok IDD tahap II diharapkan bisa rampung pada akhir Maret mendatang.

Adapun, rencana integrasi fasilitas yang dilakukan ENI nantinya diharapkan bisa menekan investasi proyek serta mengakselerasi pelaksanaan proyek IDD.

Baca Juga: SKK Migas berupaya menahan laju penurunan produksi tahun ini

Asal tahu saja, Chevron menjadi operator pada Proyek IDD yang terdiri dari Lapangan Bangka, Gendalo Hub dan Gehem Hub. Dari ketiganya, baru Lapangan Bangka yang memulai produksi pada 2016 silam dengan kapasitas produksi sebesar 110 MMSCFD.

Nantinya, jika mengelola Proyek IDD maka ENI berpotensi mengintegrasikan fasilitas Gendalo Hub dan Gehem Hub dengan fasilitas Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau yang mereka kelola.

Adapun, konsorsium proyek IDD terdiri dari kepemilikan saham Chevron sebesar 62%, sisanya dipegang oleh ENI sebesar 20% dan Sinopec 18%.

Sebelumnya,  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan, kepastian untuk mitra pengganti Blok IDD bisa diperoleh pada tahun ini.

Menteri ESDM Arifin Tasrif bilang, saat ini Chevron tengah melakukan negosiasi dengan perusahaan migas asal Italia, ENI.

"ENI menunjukkan minat yang serius dan proyek ini bisa mendukung LNG di Bontang. Diharapkan negosiasi bisa selesai kuartal I 2021," pungkas Arifin.

Selanjutnya: Pertamina jaga kinerja operasi arus minyak kilang sepanjang tahun 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×