Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Industri alat berat masih menanti proyek pemerintah yang rencananya banyak bergulir tahun ini. Sampai kuartal I, industri ini belum merasakan kenaikan penjualan alat berat dari proyek infrastruktur pemerintah.
Pendapat ini disampaikan Sara K Loebis, Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk. Karena proyek konstruksi dari pemerintah masih sepi, membuat Sara sulit memproyeksikan kinerja penjualan alat beratnya tahun ini.
Selain karena proyek infrastruktur yang belum bergulir, penjualan alat berat mendapat tekanan akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Saat kurs tidak stabil, pembeli alat berat banyak yang wait and see. "Harga alat berat mahal, jadi ada konsumen menunggu nilai tukar stabil," kata Sara, Selasa (7/4).
Meski tahun ini Sara belum bisa memproyeksikan nasib penjualan alat berat, namun Ia memperkirakan, komposisi penjualan alat berat 2015 sama dengan 2014. Tahun lalu, United Tractors menjual 3500 unit alat berat.
Sekitar 35% alat berat yang dijual adalah alat berat untuk tambang. Sisanya 28% alat berat konstruksi, 23% alat berat perkebunan dan 14% alat berat kehutanan. Tahun lalu, porsi penjualan alat berat konstruksi naik dari 23% menjadi 28%. Adapun porsi penjualan alat berat tambang turun dari 43% menjadi 35%.
Karena penjualan alat berat konstruksi tumbuh, United Tractors berencana memperkuat segmen alat berat ini. "Kami akan memperkenalkan ekskavator konstruksi berkapasitas 16 ton dan 14 ton, lebih kecil dari milik kompetitor yang berukuran 20 ton," ucap Sara. Selain itu, United Tractor akan menambah 10 diler di Pulau Jawa.
Tak hanya United Tractor, strategi serupa dilakukan kompetitor dari PT Gaya Makmur Tractors (GM Tractors). Perusahaan ini memperbanyak pilihan alat berat konstruksi. "Kami menyediakan alat material handling yang cocok untuk proyek normalisasi sungai," kata Fahrudin, Marketing Communication Manager GM Tractors.
Mengacu proyeksi Jamaluddin, Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (HINABI), penjualan alat berat tahun ini diproyeksikan sama dengan tahun lalu. "Hampir sama dengan tahun lalu, sekitar 5.100 unit, kata Jamaluddin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News