kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Distributor keluhkan kurangnya kuota pupuk subsidi


Rabu, 12 Agustus 2020 / 12:36 WIB
Distributor keluhkan kurangnya kuota pupuk subsidi
ILUSTRASI. Petani menabur pupuk pada tanaman padi di Aceh Besar, Aceh, Selasa (11/8/2020). PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan kesiapannya memenuhi alokasi pupuk bersubsidi yang diajukan Kementerian Pertanian sebanyak 9,1 juta ton dari yang ditetapkan 7.9 ton pa


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah distributor di Provinsi Sulawesi Selatan mengeluhkan kurangnya jumlah atau kuota alokasi pupuk bersubsidi, yang ditetapkan Kementerian Pertanian, demi mengantisipasi ketersediaan pupuk bagi petani untuk musim tanam Oktober 2020-Maret 2021.

Ketua Asosiasi Distributor Pupuk di Sulawesi Selatan Sariyadi menegaskan bahwa tidak terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi, khususnya untuk jenis urea, mengingat stok di gudang lini II dan III mencapai 63.000 ton atau melebihi kebutuhan dasar.

"Sebetulnya bukan kelangkaan, yang terjadi adalah kuotanya habis. Kalau pupuknya, khusus urea dari PT Pupuk Kaltim itu, banyak sekali. Hanya saja, kuota yang tersedia itu sudah di atas 90 %, sementara masih ada satu musim tanam berikutnya," kata Sariyadi dalam keterangannya, Rabu (12/8).

Baca Juga: Erick Thohir tunjuk Darmin Nasution jadi komisaris utama Pupuk Indonesia

Sariyadi menjelaskan bahwa sebanyak 42 distributor di Sulsel telah menyalurkan pupuk urea bersubsidi sekitar 215.000 ton atau 92 % dari alokasi yang diberikan pemerintah untuk provinsi tersebut sebanyak 233.000 ton.

Padahal, alokasi pupuk urea bersubsidi di Sulsel pada tahun lalu mencapai 275.000 ton. Dengan begitu, ada kekurangan volume pupuk hingga 40.000 ton lebih untuk memenuhi kebutuhan musim tanam pada Oktober mendatang.

Sariyadi menjelaskan bahwa jika tidak diantisipasi dengan penambahan kuota, maka tentu akan menyulitkan petani untuk berproduksi pada musim tanam kedua.

"Kalau nanti pada bulan 10 (Oktober), tidak ada kuota dan masyarakat petani daya belinya belum sampai membeli pupuk subsidi karena ada efek pandemi, maka akan terjadi ribut-ribut, karena sisanya hanya delapan % untuk musim tanam kedua," katanya.

Kementerian Pertanian (Kementan) telah menetapkan alokasi subsidi pupuk pada tahun ini sebanyak 7,94 juta ton dengan nilai Rp26,6 triliun. Alokasi tersebut turun dibanding tahun 2019 sebanyak 9,55 juta ton dengan anggaran Rp29 triliun.

Baca Juga: Sah! Bakir Pasaman resmi menjadi Direktur Utama Pupuk Indonesia

Pengurangan alokasi tersebut berdasarkan validasi data lahan baku sawah dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

Di sisi lain, PT Pupuk Indonesia (Persero) selaku BUMN yang ditugaskan menyalurkan pupuk bersubsidi telah merealisasikan sebanyak 5,4 juta ton hingga 5 Agustus 2020.

Sebelumnya, Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengatakan realisasi tersebut setara dengan 68 % dari alokasi nasional tahun 2020 yang sebesar 7,9 juta ton, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×