Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Para peternak rakyat dari seluruh Indonesia melakukan audiensi dengan pemerintah. Mereka mendatangi Kantor Kementerian Pertanian (Kemtan) dan Kementerian Perdagangan (Kemdag) untuk membahas nasip peternak unggas rakyat yang belakangan ini lebih banyak merugi akibat kalah bersaing dengan perusahaan peternakan skala besar atau dikenal dengan integrator. Sebelumnya, mereka berencana melakukan demonstrasi, tapi niat itu urung dilakukan karena pemerintah bersedia berdialog.
Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko mengatakan para peternak meminta pemerintah membuat aturan yang mengatur penjatahan budidaya peternak.
Artinya, peternak besar yang menguasai 80% peternak budidaya diminta dikurangi menjadi 30% atau 50% saja dan sisanya diberikan kesempatan kepada peternak mandiri. "Kami menuntut agar minimal peternakan budidaya itu dikembalikan kepada peternak rakyat," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (7/9).
Dengan adanya pengurangan jatah peternakan besar dalam hal budidaya, maka Singgih optimis, peternak mandiri dapat perlindungan dalam pengembangan peternakan unggas.
Selain itu, dalam hal pembibitan, peternak juga meminta agar peternak besar harus menjual bibitnya kepada peternak rakyat dengan harga tertentu sehingga peternak mandiri tidak membeli DOC dengan harga mahal. Terakhir, peternak meminta agar integrator tidak menjual produknya di pasar becek dan diserahkan kepada peternak mandiri.
Pinsar meminta agar integrator diharuskan mengolah lagi produk mereka sehingga sampai ke pasar sudah dalam bentuk produk olahan. Atau kalau integrator keberatan, mereka harus mengurangi pangsa pasar mereka menjadi 50% saja, dan 50% lagi diserahkan kepada peternak rakayt. Sebab selama ini, integrator menguasai 80% pangsa pasar ayam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News