Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Konglomerasi asal Thailand, SCG melaporkan kenaikan penjualan sepanjang tahun 2015 di Indonesia. Perusahaan yang berbisnis semen, bahan bangunan, kimia dan kertas ini melaporkan kenaikan penjualan 5% menjadi US$ 393 juta.
Salah satu bisnis pendukung utama SCG tahun 2015 lalu adalah, penjualan semen siap pakai. Permintaan semen siap pakai SCG datang dari sejumlah proyek infrastruktur yang digelar pemerintah di tahun 2015. Manajemen SCG memproyeksikan, permintaan semen tahun 2016 akan lebih baik dari tahun 2015.
Untuk mengantisipasi kenaikan permintaan semen ini, SCG telah merampungkan proyek pabrik semennya di Jawa Barat. “Pabrik semen kami di Indonesia mulai beroperasi sejak November 2015 lalu,” kata . Roongrote Rangsiyopash, Presiden dan chief executive officer (CEO) SCG dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis (28/1).
Meski penjualan di Indonesia naik, namun penjualan SCG secara global tahun 2015 justru turun 10% menjadi US$ 12,8 miliar. Rangsiyopash bilang, penurunan penjualan mereka secara global terjadi karena penurunan harga minyak dunia.
Sebagaimana diketahui, salah satu lini bisnis utama SCG adalah produk kimia yang mengandalkan bahan baku dari minyak dunia. Saat harga minyak dunia turun, maka imbasnya bisa menurunkan harga produk kimia. Meski penjualan turun, namun laba SCG secara global naik 35% menjadi US$ 1,32 miliar.
Meski saat ini ada banyak tantangan bisnis akibat pelemahan harga minyak dunia, namun SCG menyatakan komitmennya untuk meneruskan rencana bisnis sebelumnya. “Kami tetap menjalankan sesuai dengan rencana (investasi di ASEAN) dan mampu mengakomodasi dinamika permintaan pasar,“ kata Rangsiyopash.
Investasi di ASEAN akan dijadikan sebagai langkah dan investasi SCG dalam menjalani Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













