kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diversifikasi pangan dinilai dapat memperkuat ketahanan pangan nasional


Rabu, 09 September 2020 / 15:32 WIB
Diversifikasi pangan dinilai dapat memperkuat ketahanan pangan nasional
ILUSTRASI.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA, Kementerian Pertanian (Kementan) menjalankan pengembangan diversifikasi pangan berbasis  kearifan lokal yang fokus kepada satu komoditas utama per provinsi.

Diversifikasi pangan difokuskan kepada enam pangan lokal sumber karbohidrat non beras diantaranya ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang dan sorgum.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri,  mengatakan bahwa  Kementan memastikan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia yang sebanyak 267 juta jiwa harus tercukupi. Oleh karena itu, diversifikasi akan membantu ketahanan pangan  masyarakat.

“Ada potensi pangan lokal yang luar biasa dalam mendukung program diversifikasi pangan. Kita memiliki pangan lokal di luar beras. Program diversifikasi membantu masyarakat Indonesia swasembada pangan,” ujar Kuntoro dalam Diskusi Forum Wartawan Pertanian bertemakan “Diversifikasi Pangan Kokohkan Ketahanan Pangan Nasional”, di Jakarta, Selasa (8/9/2020).

Baca Juga: Dorong lapangan pekerjaan baru, Oke Oce gandeng Dompet Dhuafa

Pembicara yang hadir antara lainm Sekretaris Badan Ketahanan Pangan Kementan Riwantoro, Kepala Ketua Departemen Ilmu Ekonomi IPB University,Sahara dan Petani Milenial, Sandi Octa Susila.

Dari segi produktivitas, dikatakan Kuntoro, potensi produktivitas ubi kayu mencapai 10 ton per hektare dan pisang potensinya dapat mencapai 80 ton per hektare. Selanjutnya, perlu mendorong pasar untuk memperkenalkan produk. “Jadi imejnya pangan lokal harus ditingkatkan supaya menarik semua orang untuk konsumsi,” jelasnya.

Badan Ketahanan Pangan Kementan memiliki strategi jangka menengah dan jangka panjang untuk meningkatkan diversifikasi pangan lokal. Riwantoro menjelaskan bahwa diversifikasi pangan untuk kebutuhan makan masyarakat ini jadi pedoman.

Karena itu, pemerintah berkomitmen menjaga kebutuhan pangan dan mencegah masyarakat kelaparan di saat pandemi covid-19. Ketika BMKG menyebut akan ada kekeringan. Era new normal ada program peningkatan ketersediaan pangan.

Saat ini, setiap provinsi difokuskan memproduksi panganan lokal selain beras. Ada enam komoditas pangan diantaranya ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang dan sorgum.

Baca Juga: Pola pikir dalam memelihara lahan gambut dinilai mesti berubah

"Secara konsistem menggalakkan diversifikasi pangan di wilayah masing- masing dan menjadi sebuah gerakan,bahkan di pekarangan rumah," jelas dia.

Riwantoro menyebutkan diversifikasi pangan bertujuan mengantisipasi krisis, penyediaan pangan alternatif, menggerakan ekonomi dan mewujudkan sumber daya manusia yang sehat. Dengan sasaran menurunkan ketergantungan konsumsi beras.

Dalam lima tahun ke depan, Kementan menargetkan penurunan konsumsi beras nasional sebesar 7%. Khusus tahun 2020 rata-rata konsumsi beras ditargetkan turun ke posisi 92,9 per kg per kapita per tahun dari posisi tahun lalu sebesar 94,9 per kg per kapita per tahun. Hingga tahun 2024 mendatang, ditargetkan konsumsi sudah turun 7 persen ke posisi 85 per kg per kapita per tahun.  




TERBARU

[X]
×