Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mining Industry Indonesia (MIND ID) telah menandatangani perjanjian-perjanjian definitif dengan para pemegang saham mayoritas PT Vale Indonesia Tbk. (INCO). Dengan begitu, divestasi 20% saham INCO nyaris rampung.
MIND ID hanya tinggal membayar saham yang akan diakuisisi untuk bisa menguasai 20% saham INCO. Adapun, holding tambang BUMN ini akan membayar sebesar Rp 5,52 triliun untuk menyerap 20% saham INCO. Transaksi ini ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2020.
Baca Juga: Dua proyek PLTU Toba Bara (TOBA) masih berlangsung di tengah pandemi corona
Senior Vice President Corporate Secretary MIND ID Rendi Witular mengaku, sebenarnya MIND ID telah mengantongi dana tersebut, yang berasal dari penerbitan obligasi global senilai US$ 2,5 miliar atau setara dengan Rp 37,5 triliun. Dana sejumlah itu sukses didapatkan MIND ID pada pertengahan Mei lalu.
"Iya (dana sudah tersedia), tinggal proses administrasi saja," kata Rendi kepada Kontan.co.id, Minggu (21/6).
Sebagai informasi, harga 20% saham INCO yang didivestasi itu mengacu pada nilai kurs Rp 14.234 per dollar Amerika Serikat dan harga sama senilai Rp 2.780 per saham. Adapun, 20% saham divestasi INCO itu berasal dari 14,9% saham VCL dan 5,1% saham SMM.
Untuk 14,9% saham itu, VCL akan mendapatkan dana tunai sebesar US$ 290 juta atau sekitar Rp 4,12 triliun. Setelah selesainya transaksi, kepemilikan saham INCO akan berubah menjadi VCL 44.3%, MIND ID 20%, SMM 15%, dan publik 20.7%.
Baca Juga: Bisa jadi IUPK, ini harapan Vale usai 20% sahamnya diserap holding tambang BUMN
Asal tahu saja, kesepakatan harga 20% saham INCO ini sebenarnya jauh lebih murah dibandingkan dengan dana yang telah disiapkan MIND ID. Sebab sebelumnya MIND ID telah menyiapkan dana sebesar US$ 500 juta untuk mengambil alih 20% saham INCO.
Dalam dua tahun terakhir, ini menjadi kesuksesan kedua MIND ID dalam menyerap saham dari tambang raksasa yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh entitas asing. Setelah sebelumnya pada 21 Desember 2018, MIND ID berhasil mengambil alih mayoritas saham PT Freeport Indonesia menjadi 51,23%.
Berikutnya, Rendi menyatakan bahwa MIND ID belum berencana untuk mengerjakan agenda akuisisi saham maupun tambang dalam waktu dekat ini. Namun, dia menekankan bahwa pihaknya akan fokus pada hilirisasi, dengan merampungkan sejumlah proyek di anak-anak usaha MIND ID.
Proyek hilirisasi tersebut antara lain proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) berkapasitas 1 juta ton yang berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek yang digarap oleh PT Inalum (Persero) dan Antam ini ditargetkan bisa rampung pada 2021.
Baca Juga: Toba Bara (TOBA) ingin pertahankan kinerja positif di sisa 2020, berikut strateginya
Selain itu, ada juga proyek smelter tembaga PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Apalagi, proyek smelter berkapasitas 2 juta ton ini mengalami hambatan lantaran pandemi covid-19. Alhasil, proyek yang operasi komersialnya direncanakan pada tahun 2023 ini terancam molor dari target.
Yang terdekat adalah proyek smelter feronikel PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) di Halmahera Timur yang seharusnya bisa beroperasi komersial di tahun ini. "Jadi untuk beberapa tahun ke depan kita hanya akan fokus pada penyelesaian proyek-proyek yang sudah dicanangkan," ujar Rendi.
Sementara itu, Group CEO MIND ID Orias Petrus Moedak mengungkapkan, langkah untuk menyerap 20% saham divestasi INCO ini sesuai dengan mandat MIND ID untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan mendorong hilirisasi industri pertambangan nasional.
Menurutnya, melalui kepemilikan 20% saham di PT Vale Indonesia Tbk., dan 65% saham di PT Aneka Tambang Tbk., MIND ID akan memiliki akses terhadap salah satu cadangan dan sumberdaya nikel terbesar dan terbaik dunia.
Baca Juga: Tertunda tiga kali, perjanjian definitif divestasi Vale (INCO) akhirnya rampung
Di masa mendatang, kata Orias, akses ini secara strategis akan mengamankan pasokan bahan baku untuk industri hilir berbasis nikel di Indonesia, baik hilirisasi industri nikel menjadi stainless steel, maupun hilirisasi industri nikel menjadi baterai kendaraan listrik.
"Akses ini juga akan mempercepat program hilirisasi industri nikel domestik, yang akan menghasilkan produk hilir dengan nilai ekonomis hingga 4-5 kali lipat lebih tinggi dari produk hulu," sebutnya.
Sebelumnya dalam wawancara dengan Kontan.co.id awal tahun lalu, Orias menyatakan bahwa akuisisi saham divestasi ini menjadi salah satu strategi pengembangan di sektor hulu MIND ID. Bersama cadangan nikel yang sudah dimiliki oleh (Antam, Orias berharap MIND ID bisa mengamankan lebih dari 20% cadangan nikel yang dimiliki Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News