Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Berikutnya, Rendi menyatakan bahwa MIND ID belum berencana untuk mengerjakan agenda akuisisi saham maupun tambang dalam waktu dekat ini. Namun, dia menekankan bahwa pihaknya akan fokus pada hilirisasi, dengan merampungkan sejumlah proyek di anak-anak usaha MIND ID.
Proyek hilirisasi tersebut antara lain proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) berkapasitas 1 juta ton yang berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek yang digarap oleh PT Inalum (Persero) dan Antam ini ditargetkan bisa rampung pada 2021.
Baca Juga: Toba Bara (TOBA) ingin pertahankan kinerja positif di sisa 2020, berikut strateginya
Selain itu, ada juga proyek smelter tembaga PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Apalagi, proyek smelter berkapasitas 2 juta ton ini mengalami hambatan lantaran pandemi covid-19. Alhasil, proyek yang operasi komersialnya direncanakan pada tahun 2023 ini terancam molor dari target.
Yang terdekat adalah proyek smelter feronikel PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) di Halmahera Timur yang seharusnya bisa beroperasi komersial di tahun ini. "Jadi untuk beberapa tahun ke depan kita hanya akan fokus pada penyelesaian proyek-proyek yang sudah dicanangkan," ujar Rendi.
Sementara itu, Group CEO MIND ID Orias Petrus Moedak mengungkapkan, langkah untuk menyerap 20% saham divestasi INCO ini sesuai dengan mandat MIND ID untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan mendorong hilirisasi industri pertambangan nasional.
Menurutnya, melalui kepemilikan 20% saham di PT Vale Indonesia Tbk., dan 65% saham di PT Aneka Tambang Tbk., MIND ID akan memiliki akses terhadap salah satu cadangan dan sumberdaya nikel terbesar dan terbaik dunia.
Baca Juga: Tertunda tiga kali, perjanjian definitif divestasi Vale (INCO) akhirnya rampung
Di masa mendatang, kata Orias, akses ini secara strategis akan mengamankan pasokan bahan baku untuk industri hilir berbasis nikel di Indonesia, baik hilirisasi industri nikel menjadi stainless steel, maupun hilirisasi industri nikel menjadi baterai kendaraan listrik.
"Akses ini juga akan mempercepat program hilirisasi industri nikel domestik, yang akan menghasilkan produk hilir dengan nilai ekonomis hingga 4-5 kali lipat lebih tinggi dari produk hulu," sebutnya.
Sebelumnya dalam wawancara dengan Kontan.co.id awal tahun lalu, Orias menyatakan bahwa akuisisi saham divestasi ini menjadi salah satu strategi pengembangan di sektor hulu MIND ID. Bersama cadangan nikel yang sudah dimiliki oleh (Antam, Orias berharap MIND ID bisa mengamankan lebih dari 20% cadangan nikel yang dimiliki Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News