Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meski rupiah tengah melemah, PT Trisula International Tbk (TRIS) tetap akan menambah kapasitas produksi dengan penambahan tiga mesin. Untuk merealisasikan aksi korporasi ini, manajemen TRIS telah menyiapkan dana sebesar US$ 1 juta.
Lisa Tjahyadi, Direktur Utama Trisula International menjelaskan, pelemahan rupiah sejauh ini tidak mengganggu rencana penambahan mesin. Bahkan, rencana ini telah direalisasikan. "Sudah jalan, tetap on karena itu untuk pesanan ekspor yang sudah confirm, so no problem untuk itu," tandas Lisa, kepada KONTAN kemarin (11/5).
Impor mesin ini tak menjadi soal lantaran penjualan ekspor bisa menjadi natural hedging saat rupiah yang sedang terpuruk seperti sekarang ini. Apalagi, upaya manajemen untuk mengejar pasar ekspor juga membuahkan hasil.
Pada kuartal I-2015 ini, penjualan ekspor Trisula mengalahkan penjualan domestik. Kenaikan ekspor Trisula mencapai 20%. Sementara penjualan domestik hanya sebesar 10%. Bahkan, raihan itu jauh melebihi target pertumbuhan ekspor tahun ini yang ditetapkan pada angka 8% terhadap target pendapatan Trisula tahun ini.
Manajemen Trisula masih mengandalkan pasar Amerika Serikat, Australia, Korea, dan Jepang. Namun, perusahaan ini juga baru saja membuka pasar ekspor baru di Selandia Baru dan langsung berkontribusi cukup besar terhadap penjualan ekspor TRIS di kuartal satu tahun ini.
Moncernya penjualan ekspor dari negara baru tidak membuat Trisula mengalihkan pasar geografisnya. Bahkan, meski realisasi ekspor kuartal I jauh lebih tinggi dari target tahun ini tidak membuat perusahaan ini merevisi target ekspornya. Sebab, penjualan domestik memang sedang loyo.
"Penjualan domestik memang sedang tertekan, salah satunya akibat pelemahan rupiah. Namun bagi kami, pasar ekspor dan domestik tetap kami jaga, karena keduanya bisa saling menutupi di saat seperti saat ini," tutur Lisa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News